Tiga Orang dari Bali Dapat Penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang

Tiga orang dari Bali dapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang atas sumbangsih terhadap peningkatan saling pengertian antara Jepang-Indonesia.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. Istimewa
Tiga orang dari Bali mendapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang. 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tiga orang dari Bali mendapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang.

Pada 1 Desember 2020, Kementerian Luar Negeri Jepang telah mengumumkan para penerima Penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang Tahun 2020 (Reiwa 2).

Penghargaan tersebut dianugerahkan atas jasa-jasa seseorang dalam memberikan sumbangsih terhadap peningkatan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.

Staf Konsulat-Jenderal Jepang di Denpasar, Sokhibi mengatakan, para penerima penghargaan tersebut tiga di antaranya berasal dari Bali, yaitu Kepala Neka Art Museum Ubud, Pande Wayan Suteja Neka; Direktur Agung Rai Fine Art Gallery Ubud, Anak Agung Gde Rai; dan Marketing Manager Royal Kirana Spa, Hida Keiko.

"Surat penghargaan akan diserahkan kepada para penerima penghargaan yang berasal dari Bali oleh Konsul-Jenderal Jepang di Denpasar dalam waktu dekat ini," kata dia dalam siaran persnya yang diterima Tribun Bali, Rabu (2/12/2020).

Tiga orang dari Bali mendapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang.
Tiga orang dari Bali mendapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang. (Dok. Istimewa)

Dirinya menuturkan, Pande Wayan Suteja Neka melalui Neka Art Museum yang didirikannya sejak tahun 1982 telah berpartisipasi dalam pameran-pameran kesenian Indonesia yang diselenggarakan di Jepang maupun sejumlah pameran karya seniman Jepang.

Baca juga: Bangkitkan Semangat Seniman, Adiwana Bisma Ubud Gelar Pameran Kolektif dan Bazar

Selain itu, Neka Art Museum juha berpartisipasi dalam The Indonesia-Japan Friendship Festival pada 1997.

"Beliau telah memberikan sumbangsih bagi perkembangan seni budaya Jepang dan Indonesia, khususnya Bali," jelas Sokhibi.

Kemudian Anak Agung Gde Rai selaku Direktur Agung Rai Fine Art Gallery dan Pendiri Agung Rai Museum of Art (ARMA) Ubud lebih dari 35 tahun berpartisipasi dalam sejumlah pameran kesenian Indonesia di Jepang dan pameran kesenian Jepang di galeri serta museum yang dikelolanya.

Baca juga: Selly Mantra Kunjungi Pameran “Gema Tridatu”, Harap Dapat Tingkatkan Produktivitas UKM Kota Denpasar

"Beliau telah memberikan sumbangsih bagi peningkatan hubungan Jepang dan Indonesia melalui seni budaya," kata Sokhibi.

Selanjutnya, Hida Keiko atau yang di Bali lebih dikenal dengan nama Keiko Mandera merupakan seniman yang memberikan sumbangsih kepada masyarakat Jepang di Bali dengan berperan aktif dalam memperkenalkan kebudayaan tradisional Bali, baik kepada masyarakat Jepang maupun masyarakat Indonesia.

Selain itu Keiko juga berpartisipasi dalam pameran-pameran seni lukis dalam rangka merayakan Tahun ke-60 Hubungan Diplomatik Jepang dan Indonesia pada tahun 2018.

"Melalui kegiatan-kegiatan seni budaya, beliau berkontribusi dalam peningkatan pemahaman dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia khususnya Bali," paparnya.

Baca juga: Disbud Bali Gelar Pameran Bali Megarupa II 2020 , Hadirkan 45 Perupa Muda

Sokhibi menuturkan, selama ini banyak orang dan pihak yang berkiprah di berbagai bidang dan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan hubungan persahabatan antara Jepang dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk menyampaikan apresiasi pemerintah Jepang atas jasa-jasa dari para individu maupun organisasi yang telah  berkontribusi besar terhadap peningkatan hubungan persahabatan tersebut.

Melalui penghargaan ini, masyarakat Jepang maupun Indonesia dapat lebih memahami dan mendukung kegiatan-kegiatan antarkedua negara. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved