Cara Membedakan Kehilangan Indra Penciuman karena Terinfeksi Covid-19 dan Pilek Biasa

Kehilangan indra penciuman atau anosmia disebut sebagai salah satu gejala terinfeksi Covid-19, lantas apa bedanya dengan pilek biasa?

Thinkstockphotos
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM - Kehilangan indra penciuman atau anosmia disebut sebagai salah satu gejala terinfeksi Covid-19 lantas apa bedanya dengan pilek biasa?

Perlu diketahui anosmia atau kehilangan fungsi indra penciuman memang adalah salah satu gejala terinfeksi Covid-19 atau virus corona.

Namun sebagian orang juga mengeluhkan saat mengalami pilek atau flu mereka sempat kehilangan fungsi indra penciuman.

Lantas apa bedanya anosmia akibat terinfeksi Covid-19 dengan pilek biasa?

Baca juga: Resep Mi Goreng Hijau, Sajikan dengan Taburan Seledri dan Potongan Telur Dadar

Baca juga: Resep Mi Telur Keju, Menu Sarapan Kilat Saat Telat Bangun

Baca juga: Tips Membedakan Ayam Segar dan Tak Layak Konsumsi, Waspada Daging Tampak Bersih dan Berkilat

TribunStyle.com mengutip hasil peneliti Office for National Statistics (ONS), disebutkan jika anosmia tidak hanya dialami oleh pasien Covid-19.

Nyatanya anosmia juga dialami oleh kelompok asimptomatik.

"Jumlah orang yang dites positif Covid-19 dengan gejala kehilangan rasa atau bau (anosmia) meningkat paling banyak di semua kelompok umur," tulis tim peneliti dalam ringkasan laporannya.

Baca juga: Hari Ini Tumpek Kandang, Otonan Para Binatang, Upakaranya Sama dengan Otonan Manusia

Baca juga: Promo JSM Alfamart 5 Desember 2020, Banjir Diskon dari Minyak Goreng hingga Deterjen

Baca juga: Termasuk Aries, Ini 4 Zodiak yang Paling Beruntung Hari Ini 5 Desember 2020

Tak dipungkiri mereka yang pilek biasa bisa juga mengalami anosmia.

Lantas bagai membedakan keduanya?

Untuk menjawab kebingungan itu, Dokter spesialis THT RS Columbia Asia, Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L(K) menjelaskan perbedaan keduanya.

Pada dasarnya virus corona itu menyerang saraf-saraf pada indra penciuman.

Lantaran bentuk hidung yang melengkung membuat sebagian partikel tertinggal atau nyangkut dan menjadi sasaran serangan virus corona.

"Karena atap hidung kita ini melengkung, maka partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangku di sana," lanjutnya.

Karena sifat virus merusak sel, membuat peradangan, hal ini membuat saraf penciuman terganggu dan berakibat hilangnya indra penciuman.

"Ini bisa temporer dan bisa juga permanen. Kalau sarafnya sudah mati, enggak bisa sembuh lagi," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved