Setelah Tutup Selama 8 Bulan, GWK Cultural Park Kembali Dibuka, Kunjungan Hari Pertama Lebihi Target
Setelah hampir 8 bulan tutup karena pandemi Covid-19, ikon pariwisata Bali GWK Cultural Park akhirnya dibuka kembali untuk wisatawan.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Widyartha Suryawan
Sedangkan di weekend rata-rata kunjungan bisa mencapai 4 ribu hingga 5 ribu orang, karena ada pertunjukan tari kecak yang jadi daya tarik wisatawan.
Hal ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh GWK Cultural Park untuk mengantisipasi kerumunan dalam satu lokasi.
Baca juga: Hanya Ditopang Wisatawan Domestik, Tingkat Hunian Hotel di Bali Baru 20 Persen
Siapkan Promo
Dengan sederet persiapan, sosialiasi serta simulasi protokol CHSE yang telah dijalankan, GWK Cultural Park, ikon pariwisata termegah di Bali ini siap untuk menggeliatkan lagi laju industri pariwasata tanah air.
GWK Cultural Park berharap agar semua pihak, para pemangku kepentingan khususnya dalam dunia pariwisata Indonesia memiliki optimisme yang sama bahwa pariwisata Indonesia akan bangkit dan berjaya #kemBali.
Strategi promosi pihak manajemen untuk menarik minat wisatawan dengan memberikan promo tiket masuk.
"Harga normal Rp 125 ribu tapi untuk awal pembukaan kembali kita patok di Rp 85 ribu. Tapi khusus untuk KTP Bali kita beri promo Rp 60 ribu, jika berempat dengan keluarga hanya membayar Rp 200 ribu saja," imbuh Andre.
Ia berharap dengan program promo tiket masuk pengunjung tertarik datang ke GWK. Selain itu, di dalam kawasan juga masih ada promo menarik lainnya.
Seperti promo tiket masuk ke dalam pedestal patung GWK dari Rp 150 ribu per orang, kini hanya Rp 50 ribu.
Promo ini berlangsung hanya sampai tanggal 31 Desember 2020 mendatang.
Untuk pengawasan penerapan protokol kesehatan di GWK Cultural Park Bali, manajemen Alam Sutera Tbk selaku pengelola membuat komite Covid-19.
"Kita punya satgas khusus jadi karyawan kita merangkap juga jadi komite itu. Di lapangan yang paling rentan itu dalam penggunaan masker oleh pengunjung, menurunkan maskernya. Satgas kita akan mengingatkan kepada pengunjung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.
Seorang wisatawan lokal dari Denpasar yakni Ana Damayanti mengaku ingin jalan-jalan ke GWK karena sudah jenuh tinggal dirumah.
Namun ia bersama keluarganya tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada di kawasan, dan menurutnya penerapan protokol disini sudah cukup bagus.
"Penerapan protokol kesehatan sangat bagus, tadi kita sebelum masuk dicek suhu tubuhnya, lalu cuci tangan di wastafel, kita juga diwajibkan memakai masker, banyak disediakan titik-titik hand sanitizer. Untuk penerapan protokol kesehatannya sudah baik dan bagus ya," ujar Ana Damayanti.
Sekarang ini ia dan keluarga masih merasa takut untuk bepergian keluar rumah namun jika penerapan protokol kesehatan dari pengelola wisata mengikuti aturan jadi tidak terlalu khawatir.