Cok Ace: Bali Siap Dikunjungi Kembali oleh Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah memberi dampak yang sangat signifikan terhadap Bali
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah memberi dampak yang sangat signifikan terhadap Bali.
Akibat pandemi Covid-19, Pulau Dewata mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi dan industri pariwisata menjadi sangat lesu.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan,
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sedang melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian.
Upaya itu dilakukan dengan terus berupaya memperoleh kepercayaan publik bahwa Bali siap untuk dikunjungi kembali oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Baca juga: Dispar Bali Mengaku Optimis dan Siap Jika Pariwisata untuk Wisman Dibuka
Baca juga: Mabes Polri Ambil Alih Kasus Polisi dengan Laskar Pengawal Habib Rizieq, Ini Penjelasan Irjen Argo
Baca juga: Mahkamah Agung Tolak Pemakzulan Bupati Jember Faida, Begini Kata Jubir MA
Oleh karenanya, Cok Ace meminta para pengusaha hotel dan restaurant untuk tetap optimis bahwa pariwisata Bali akan segera bangkit kembali.
"Usaha untuk menerapkan protokol kesehatan untuk membangun kepercayaan dikalangan wisatawan yang akan berkunjung ke Bali terus digaungkan," kata Cok Ace saat menerima audensi dari Indonesian Tourism Training Center (ITTC) di ruang tamunya, Selasa (8/12/2020).
Pada kesempatan itu, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali ini mengatakan, bahwa telah penerapan protokol kesehatan pada 14 sektor kegiatan masyarakat.
Pada bisnis pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata, jasa agen perjalanan, wisata air dan bisnis, Pemprov Bali penerapkan program cleanliness, healthy, safety and environment (CHSE), termasuk menerapkan pembayaran non tunai dengan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Selain itu, juga disiapkan program berbasis branding, advertising, dan selling terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali.
"Penurunan pariwisata Bali menjadi perhatian dan strategi pengembaliannya juga tetap dipikirkan. Termasuk terus menjajaki kerjasama dengan pelaku industri di luar dan survei tren pariwisata sebagai akibat dari Covid-19,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali, Komang Takuaki Banuarta menilai, dengan adanya sertifikasi protokol yang sudah dilakukan di Bali, sekiranya sudah bisa membuka pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara.
"Tamu belum tentu segera datang, cuma kita minta kebijakan tersebut. Dibuka saja, negara lain juga belum tentu bisa menerima," kata dia saat ditemui awak media di DPRD Bali.
Sebelumnya, sempat terdengar kabar bahwa pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara akan dibuka pada 1 Desember 2020 lalu.
Kemudian, kini ada wacana lagi bahwa pembukaan pariwisata ini akan dilakukan pada Januari mendatang.
Takuaki menilai, rencana-rencana tersebut tercetus mungkin karena melihat situasi Covid-19 di lapangan.
Dirinya mendengar dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, bahwa pembukaan pariwisata dilihat dari turunnya angka kasus Covid-19.
"95 persen penyebuhan baru dibuka untuk penerbangan internasional," kata dia. (*).