Dispar Bali Mengaku Optimis dan Siap Jika Pariwisata untuk Wisman Dibuka
Pada Minggu ini Pemerintah Provinsi Bali dijadwalkan akan bertemu dengan sejumlah Menteri
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pada Minggu ini Pemerintah Provinsi Bali dijadwalkan akan bertemu dengan sejumlah Menteri untuk membahas mengenai rencana pembukaan pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman).
"Mungkin tanggal 10 nanti akan ada rapat lanjutan, mudah-mudahan dari hasil rapat nanti itu akan ada peluang untuk bisa dibuka (pariwisata untuk wisman). Nanti pertemuan itu akan membahas soal pariwisata dan akan ada Menlu, Menkumham, Menpar dan ada juga rencana Menteri BUMN," ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Selasa (8/12/2020), dalam kegiatan Gathering Kepariwisataan Implementasi Protokol Kesehatan CHSE, di The Patra Resort & Villas Bali.
Namun ia menegaskan domain untuk pembukaan wisman ke Bali itu bukan dari Pemerintah Provinsi tapi itu sepenuhnya dari Pemerintah Pusat.
"Setahu saya sih negara-negara di dunia belum ada yang buka untuk wisatawannya. Sehingga nanti kita menunggu saja kajian lebih lanjut karena pertimbangannya itu macam-macam tidak hanya semata-mata Covid mungkin ada pertimbangan strategis lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Promo Akhir Tahun Bali Bird Park, Gratis untuk Anak-anak
Baca juga: Mahkamah Agung Tolak Pemakzulan Bupati Jember Faida, Begini Kata Jubir MA
Baca juga: 4 Alasan Orang Amerika Serikat Jarang Pakai WhatsApp, Mulai Privasi hingga Tidak Butuh
Putu Astawa berkeyakinan nanti dalam pembukaan itu tidak open seluruh negara.
Pasti dilakukan secara selektif dengan travel koridor, mana negara-negara yang siap untuk bisa menjalin kerjasama sehingga itu dulu.
"Dan saya kira jumlahnya pasti dibatasi, dan kita juga melakukan selektivitas kepada kunjungan maupun hotel-hotel yang digunakan. Khususnya kalau yang sudah bersertifikat baru kita rekomendasikan, kalau ada obyek-obyek yang belum bersertifikat tidak kita arahkan kesana," jelas Putu Astawa.
Mengenai flow atau alur untuk wisman itu sudah diperhitungkan oleh yang berwenang dan sudah ditentukan Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi, Bea Cukai dan Angkasa Pura I (Persero).
"Kalau kita terus terang, kalau boleh jujur, kita siap (membuka pariwisata untuk wisman) lah. Karena ada beberapa indikator, sudah ada 875 industri yang telah kita lakukan sertifikasi, kemudian kita juga kan punya desa adat," katanya.
"Ada 1.493 desa adat yang juga akan ikut mengawal mendisiplinkan masyarakat. Itu optimisme saya karena kalau kita dari Dinas Pariwisata tidak boleh pesimis, harus selalu optimis. Optimisnya ada dasar tidak sembarangan optimis," sambung Putu Astawa.
Menurutnya, jika melihat kebelakang khususnya pada libur cuti bersama akhir bulan Oktober lalu, terjadi peningkatan kedatangan orang masuk Bali.
Hal itu mengindikasikan bahwa Bali masih diminati, masih dicintai, masih dirindukan oleh wisatawan.
"Kami juga sempat mengukur market dengan mengundang tour operator di 11 negara itu, dari situ kelihatan juga bahwa mereka masih memilih Bali untuk tempat berwisatanya nanti jika sudah dibuka," urai Putu Astawa.(*).