Pilkada Serentak
Angka Golput di Pilkada Karangasem Capai 29 Persen, Diduga Karena Faktor Ini
Partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Karangasem tahun 2020 capai sekitar 71 persen, sedangkan sisanya sebesar 29 persen menyatakan
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Karangasem tahun 2020 capai sekitar 71 persen, sedangkan sisanya sebesar 29 persen menyatakan golput alias tak memilih.
Hal itu diungkapkan Divisi Sosialisasi KPU Karangasem, Ni Putu Deasy Natalie.
Data dihimpun Tribun Bali, Kamis (10/12/2020), dari 375.063 daftar pemilih tetap (DPT) di Karangasem, sekitar 267.292 memilih ke TPS.
Berarti sekitar 107.771 pmilih tak memakai hak suaranya alias golput.
Baca juga: Progres Revitalisasi Pasar Banyuasri Buleleng Capai 99%,Pengelola & Pedagang Diimbau Jaga Kebersihan
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Denpasar 10 Desember, Bertambah 29 Orang, 21 Pasien Dinyatakan Sembuh
Baca juga: Kontrak Akan Usai dan Pandemi Belum Terkendali, Pemain Bali United Melvin Platje: Ini Situasi Sulit
Dari 267.292 yang memilih, sebanyak 5.583 suara dinyatakan tidak sah oleh petugas.
"Perhitungan sementara, pemilih yang menggunakan hak suara sekitar 71 persen.
Dulu di Pilkada 2015, partisipasi pemilih sekitar 66 persen. Berarti sekarang naik 5 persen,"ungkap Ni Putu Deasy Natalie, Kamis (10/12/2020).
Partisipasi di Pilkada 2020 mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.
Masih tingginya angka golput di Pilkada Karangasem disebabkan beberapa faktor.
Satu diantaranya karena pandemi COVID - 19. Banyak pemilih lebih memilih diam dirumah daripada nyoblos ke TPS lantaran khawatir tertular.
Kedua, mungkin pemilih belum memiliki calon / jagoan di pemilihan kepala daerah.
"Mungkin karena pandemi. Selain itu mungkin karena belum miliki calon yang pas. Padahal kita sudah maksimal melakukan sosialisasi ke masyarakat, baik lewat media sosial maupun langsung," tambah Ni Putu Deasy Natalie.
Angka ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk Pilkada selanjutnya.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua KPU Karangasem, I Ngurah Maharjana.
Tingginya angka golput memang disebabkan beberapa hal.
Baca juga: Update Covid-19 di Bali 10 Desember, Positif: 112 Orang, Sembuh: 99 Orang dan Meninggal: 4 Orang
Baca juga: Termasuk Capricorn dan Libra, Berikut 4 Zodiak Cowok yang Sangat Romantis dan Jadi Idaman Wanita
Baca juga: 3 Zodiak Paling Keras Kepala, Taurus Punya Pendirian Kuat dan Bekerja dengan Caranya Sendiri
Paling dominan karena cuaca alam yang tidak bersahabat saat pencoblosan.
Beberapa daerah diguyur hujan saat nyoblos ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Saat pencoblosan juga ada bencana pohon tumbang di beberapa titik & angin puting beliung. Seperti di Seraya, Kecamatan Krangasem. Karena kondisi cuaca yang tak bersahabat, banyak pemilih tak mengunakan hak suara,"prediksi Ngurah Maharjana.
Selain karena bencana alam dan cuaca tak bersahabat, pandemi COVID 19 mnjadi alasan warga tidak mengunakan hak suaranya.
Faktor lain mungkin karena pemilih malas datang ke TPS.
Warga yang golput hampir terjadi diseluruh Kecamatan di Krangasem, & merata terjadi di beberapa desa.
"Faktor yang tadi saya sebutkan baru sebatas dugaan. Setelah ini nantinya KPU akan melakukan riset kecil - kecilan tentang penyebab tingginya golput di Karangasem," tambah Maharjana.(*)