Penanganan Covid

Ahli Virologi Unud Ini Menilai Kebijakan Pemprov Bali Soal Penggunaan Rapid Test Antigen Terlambat

Pemprov Bali mengeluarkan kebijakan baru mengenai kedatangan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) ke Bali

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi rapid test - Covid-19. 

Menurut Mahardika, kebijakan penggunaan swab test berbasis PCR dan rapid test antigen bagi PPDN yang masuk Bali tentu akan berpengaruh terhadap biaya perjalanan.

Biaya swab test dipastikan bakal lebih mahal dari rapid test antigen.

Sementara, rapid test antigen diperkirakan olehnya juga lebih mahal dari rapid test antibodi.

"Kemungkinan biaya rapid test antigen biayanya lebih tinggi dari biaya rapid test antibodi yang pertama dipakai. Nah di sini tentu akan menekan kedatangan wisatawan ke Bali," kata dia.

Oleh karena itu, Mahardika menilai, nantinya PPDN yang bakal mengunjungi Bali tentu memang akan memiliki kepentingan tertentu atau tidak bisa ditunda.

Sementara untuk wisatawan mungkin akan berpikir ulang untuk mengunjungi Bali karena biaya syarat perjalanan menjadi lebih tinggi.

Di sisi lain, sumber daya untuk melakukan tes swab dan rapid test antibodi juga perlu disiapkan di daerah lain.

Misalnya, jika orang dari Lombok yang ingin ke Bali tentu harus ada sumber daya untuk menguji swab PCR maupun rapid test antigen di daerah tersebut.

"Saya tidak tahu apakah masing-masing daerah itu memang sudah ada di sana," terangnya.

Namun bagi Mahardika, sebaiknya Pemerintah memang menutup Bali untuk sementara karena adanya aktivitas virus yang masih sangat tinggi dan bahkan meningkat di berbagai belahan dunia.

"Sebetulnya kan dengan protokol seperti itu kan menutup Bali sebetulnya. Karena yang mau datang ke Bali tentu yang benar-benar punya kepentingan yang tidak bisa ditunda untuk datang ke Bali. Jadi ini situasinya pandemi masih berlangsung, masih ada dan masih berlangsung aktivitas virus," jelasnya.

Bahkan, kata Mahardika, beberapa negara di Eropa seperti Jerman, Inggris, Spanyol dan Italia kembali melakukan lockdown secara ketat.

Oleh karena itu, dirinya meminta agar aspek kesehatan dijadikan sebagai nomor satu, sementara indikator lainnya bisa menyusul berikutnya. (*).

Catatan Redaksi: Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19. Tribun Bali mengajak seluruh Tribunners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved