Luhut Beberkan Alasan Wajib Swab Test hingga Perketat Aturan Masuk Bali Jelang Akhir Tahun
Kebijakan wajib swab test untuk penumpang udara & tes rapid antigen untuk perjalanan darat bertujuan mengontrol pergerakan wisatawan domestik ke Bali.
TRIBUN-BALI.COM - Kebijakan wajib swab test berbasis PCR untuk penumpang udara dan tes rapid antigen untuk perjalanan darat bertujuan mengontrol pergerakan wisatawan domestik ke Bali.
Hal itu guna menekan penularan Covid-19 yang hingga kini belum menunjukkan tren penurunan.
Demikian diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kemarin mau ke Bali itu sudah lebih 200 ribu orang selama 10 hari, makanya kita ketatin sedikit. Karena kalau ndak, nanti gimana? Bali (kasusnya) naik lagi," kata Luhut dilansir dari Antara, Sabtu (19/12/2020).
Baca juga: Perhatian: Dilarang Pesta Saat Malam Tahun Baru, Masuk Bali via Pesawat Wajib Tes Swab!
Luhut mengakui hingga kini Indonesia belum membuka pintu masuk bagi wisatawan mancanegara (wisman) sehingga wisatawan domestik masih mendominasi pergerakan wisatawan.
Ia mengatakan dengan tren kenaikan kasus Covid-19 yang tidak mereda, pemerintah justru kini ingin mengurangi pergerakan wisatawan domestik.
"Sekarang malah kita kurangin, jangan terlalu cepat dulu, nanti bahaya kan kalau terlalu terus dibuka, nanti tidak ada disiplin, pasti naik lagi kasusnya," imbuh dia.
Sebelumnya, Luhut menegaskan pemerintah akan memberlakukan pengetatan aktivitas masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, termasuk mengetatkan syarat masuk ke Bali.
"Kami minta untuk wisatawan yang akan naik pesawat ke Bali wajib melakukan tes PCR H-2 sebelum penerbangan ke Bali serta mewajibkan tes rapid antigen H-2 sebelum perjalanan darat masuk ke Bali," kata dia.
Respons maskapai
Maskapai Garuda Indonesia menyambut baik ketentuan pemeriksaan swab berbasis PCR bagi penumpang pesawat yang akan melakukan perjalanan dari dan ke sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Bali.
Sebab, sesuai rekomendasi WHO, pemeriksaan swab berbasis PCR merupakan metode diagnosa yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi untuk Covid-19.
“Kami memahami bahwa libur akhir tahun kali ini tidak hanya tentang perayaan, kegembiraan, dan keluarga, namun juga tentang keamanan, kenyamanan, serta keselamatan kita bersama,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Baca juga: Driver Pariwisata Kecewa Kebijakan Masuk Bali Wajib Swab Test, Yogi: 80 Persen Cancel
Irfan menambahkan, pihaknya berharap ketentuan pemeriksaan swab berbasis PCR ini dapat dimaknai sebagai upaya untuk memastikan rasa aman dan nyaman masyarakat selama menjalani liburan akhir tahun.
“Kami percaya di tengah situasi pandemi ini, kebutuhan akan rasa aman dan nyaman masyarakat menjadi prioritas penting dalam melaksanakan perjalanan, tidak hanya pada saat menggunakan transportasi udara namun juga ketika sampai di destinasi tujuan,” kata Irfan.
Menurut Irfan, menghadirkan penerbangan sehat merupakan komitmen utama yang terus dioptimalkan melalui berbagai upaya penerapan protokol kesehatan pada seluruh lini operasional maskapai plat merah itu.
“Upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19 ini tentunya membutuhkan peran aktif seluruh pihak termasuk masyarakat luas untuk senantiasa taat dan mematuhi aturan protokol kesehatan yang ditetapkan untuk kebaikan dan kepentingan bersama," tutup Irfan.
Rapid Test Antigen di Bandara Ngurah Rai Membludak
Sementara itu, mulai kemarin PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyediakan layanan rapid test antigen.
Layanan ini pun langsung diserbu pengguna jasa transportasi udara yang membutuhkannya.
Pantauan Tribun Bali, Jumat (18/12/2020), penumpang yang memanfaatkan layanan rapid antigen hari pertama ini membludak.
Bahkan terjadi antrean pengguna jasa yang menunggu giliran pengambilan sampel dan menunggu hasil keluar.
"Kita sudah siapkan fasilitas rapid antigen mulai hari ini (kemarin, red), dan layanan ini dilaksanakan oleh Angkasa Pura. Kami menunjuk anak perusahaan dalam pelaksanaannya kerjasama dengan Klinik Suka-suka yang ada di Bali," jelas General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Ngurah Rai Bali, Herry A.Y. Sikado, Jumat (18/12/2020).

Layanan rapid antigen beroperasi sejak pagi.
Bilik pengambilan sampel hanya satu sehingga terjadi penumpukan di pendaftaran, antrean menunggu pengambilan sampel dan menunggu hasil tesnya.
Baca juga: Kapolda Putu Jayan Fokus Pintu Masuk Bali, Tindak Tegas Pemalsuan Surat Swab dan Rapid Test
"Saya minta untuk menambah bilik pengambilan sampel. Kita perkirakan rata-rata per hari itu bisa kita layani 500 orang yang memanfaatkan rapid antigen," imbuhnya.
Lokasi layanan rapid tes antibodi dan antigen berada di area publik terminal domestik Bandara Ngurah Rai.
Sebelumnya tempat ini adalah Posko Terpadu.
Layanan rapid test baik antibodi dan antigen beroperasi mulai pukul 07.00 hingga 22.00 Wita, dengan tarif atau biaya untuk rapid antibodi Rp 85 ribu dan rapid antigen Rp 170 ribu.
Pengguna jasa bandara bisa memanfaatkan layanan pendaftaran secara online dengan membuka www.daftarrapid.panggilaja.com. (Kompas.com/Muhammad Idris, Tribun Bali/Zae)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Beberkan Alasan Pemerintah Perketat Aturan Masuk Bali"