Neta S Pane Sebut Istana Sudah Kantongi Dua Nama Calon Kuat Kapolri Gantikan Idham Aziz

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengklaim pihak Istana sedang mempertimbangkan dua nama bakal calon kuat Kapolri

Editor: Wema Satya Dinata
Elshinta.com
ilustrasi - IPW Sebut Istana Sudah Kantongi Dua Nama Calon Kuat Kapolri Gantikan Idham Aziz 

TRIBUN-BALI.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengklaim pihak Istana sedang mempertimbangkan dua nama bakal calon kuat Kapolri menggantikan Idham Azis.

Diperkirakan pada pertengahan Januari 2021, satu dari dua nama calon Kapolri itu sudah dikirim ke Komisi III DPR untuk uji kepatutan dan kelayakan.

"IPW mendapat informasi ini, tapi mengingatkan kalangan Istana, bahwa minimal 20 hari sebelum Kapolri Idham Azis pensiun, nama calon penggantinya sudah bisa diproses," kata Neta kepada Wartakotalive, Sabtu (19/12/2020).

Meskipun kalangan Istana sudah melirik dua nama bakal calon, kata Neta, IPW berharap proses pencalonan Kapolri tetap melalui prosedur yang baku.

Baca juga: Usia Masih 44 Tahun, Inilah Profil Orang Terkaya Paling Muda di Indonesia 2020 Versi Forbes

Baca juga: Diselenggarakan Selama 3 Hari, Bali UMKM Expo Hadirkan 60 Peserta di Bidang Kuliner Hingga Fashion

Baca juga: Termasuk 3 Pemain Bali United, Shin Tae-yong Panggil 36 Pemain untuk Timnas U22 Indonesia

"Yakni melalui dua arah, melalui Kompolnas yang mengusulkan nama bakal calon ke Presiden."

"Lalu, Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri juga mengusulkan nama bakal calon ke Presiden," tuturnya.

Sehingga, kata Neta, tidak seperti saat Idham Azis menjadi Kapolri, yang tidak melalui proses Wanjakti.

Nama Idham Azis diperoleh Presiden hanya melalui usulan Kompolnas.

"Untuk itu, saat ini sudah saatnya Wanjakti Polri memproses nama calon Kapolri pengganti Idham Azis."

"Sehingga pada minggu pertama Januari 2021, nama nama bakal calon Kapolri sudah bisa diusulkan kepada Presiden Jokowi," paparnya.

Dalam menilai calon Kapolri pengganti Idham Azis, lanjut Neta, IPW melihal ada tiga poin penting yang harus diperhatikan Presiden Jokowi maupun lingkaran dalamnya di Istana.

"Pertama, sejauh mana loyalitas dan kedekatan sang calon dengan Presiden Jokowi."

"Kedua, sejauh mana sang calon bisa mengonsolidasikan internal kepolisian, dengan jam terbang yang dimilikinya."

"Dengan kapasitas dan kapabilitasnya yang bisa diterima senior maupun junior di tubuh Polri."

"Dan dengan kualitas kepemimpinan yang mampu menyelesaikan masalah di internal ataupun eksternal kepolisian," papar Neta.

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu 20 Desember 2020, Bakat Leo Diakui, Taurus Jalani Hari Tanpa Beban

Baca juga: Dulu Dititipkan ke Lina, Rizky Febian Pertanyakan Harta Miliknya ke Teddy: Hak Saya ke Mana?

Baca juga: 7 Inspirasi Kado Rayakan Hari Ibu 22 Desember yang Anti Mahal

Dan ketiga, menurut Neta, sejauh mana figur calon Kapolri itu tidak memiliki kerentanan masalah, terutama masalah yang bisa menjadi polemik di masyarakat di masa sekarang maupun ke depan.

"Ketiga kriteria ini menjadi bahasan serius dalam menentukan dan memilih calon Kapolri pasca Idham Azis," bebernya.

Sebab, masalah Polri ke depan, menurut Neta, tidak lagi sekadar menghadapi para kriminal dan ancaman keamanan zaman old.

"Di era milenial sekarang ini tantangan tugas Polri harus menghadapi dampak Covid 19 dan pasca-Covid 19."

"Menghadapi maraknya kelompok radikal, intoleransi, terorisme, separatisme, dan lain-lain," ulasnya.

Jika Kapolri baru tidak bisa mengonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi, menurut Neta, tentu akan merepotkan Presiden Jokowi.

"Apalagi jika Kapolri pengganti Idham Azis itu memiliki kerentanan masalah yang akut."

"Tentu Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi bulan-bulanan kelompok tertentu yang ingin mengacaukan Kamtibmas," cetusnya.

Jangan Senang Lihat Teman Susah

Kapolri Jenderal Idham Azis berbicara mengenai pergantian jabatan, di mana dirinya segera memasuki masa pensiun.

Seluruh personel diminta tetap menjaga soliditas internal menjelang pergantian Kapolri pada 2021.

Idham Azis memaparkan tak boleh ada anggota yang memiliki mental yang disebutkannya SMS, dalam perebutan jabatan orang nomor satu di korps Bhayangkara tersebut.

"Pada akhirnya sesuai dengan Presiden, marilah kita jaga solidaritas internal kita dengan baik."

"Jangan SMS, senang melihat teman susah dan susah melihat teman senang," kata Idham Azis saat merayakan HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).

Ia memastikan setiap personel dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan jabatan yang diembannya sekarang.

"Gantungkan harapan setinggi langit. Karena semua memiliki kesempatan yang sama dalam memimpin Polri ini," ucapnya.

Idham Azis meminta seluruh personel mewaspadai adanya isu liar yang bisa saja berkembang menjelang pergantian Kapolri.

Nantinya isu tersebut bakal mulai memanas dimulai pada Bulan September.

"Saya perlu mengingatkan awal-awal ini supaya tidak banyak susupo atau isu yang liar kalau orang Palu itu bilang."

"Semakin ke depan itu nanti semakin tajam. Nanti kalau udah bulan yang ada ber ber ber itu udah mulai tajam," tuturnya.

Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021.

Sejumlah nama telah beredar dan masuk dalam bursa pengganti Idham Azis.

Kapolri Jenderal Idham Azis mengatakan, kepolisian telah berupaya optimal untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.

Namun pekerjaan Polri tidak selalu mendapatkan respons yang baik dari masyarakat.

"Polri bekerja baik aja belum tentu dinilai baik oleh masyarakat," kata Idham Azis dalam paparannya.

Ia menuturkan, Polri dituntut masyarakat selalu bekerja sempurna.

Tak hanya dalam pekerjaan, begitu juga di dalam tindakannya sehari-hari di dalam masyarakat.

Atas dasar itu, Idham Azis meminta seluruh jajaran personel Polri untuk bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat, agar dapat mencuri hati masyarakat Indonesia.

"Faktanya memang setiap hari kita dituntut selalu melakukan perbuatan, tindakan maupun kegiatan yang terbaik."

"Hanya dengan cara itu kita bisa makin disenangi oleh masyarakat dan semakin dicintai masyarakat," jelasnya.

Namun demikian, ia menyebutkan 82 persen masyarakat menyampaikan puas dengan kinerja polri.

"82 persen penilaian masyarakat kepada kinerja Polri itu bagus."

"Mempertahankan itu jauh lebih susah daripada meraih."

"Saya harap Kapolri ke depan itu bisa lebih baik lagi dari sekarang," harapnya.

Idham Azis juga meminta maaf kepada rakyat Indonesia, apabila di mata masyarakat kinerja Korps Bhayangkara masih belum bisa memuaskan dan optimal.

Khususnya, mengenai pelayanan kepada masyarakat.

"Dalam kesempatan ini juga mohon maaf kepada masyarakat seluruh Indonesia."

"Apabila masih ada kinerja atau hal-hal yang belum bisa membuat ekspektasi masyarakat senang kepada Polri, dan bisa membuat puas terhadap pelayanan kita," tutur Idham Azis.

Polri, menurut Idham Azis, selalu berusaha optimal bekerja untuk masyarakat.

"Jauh di lubuk hati, saya berdoa, bertindak, berpikir, dan berbuat bagaimana selalu menampilkan yang terbaik untuk Polri."

"Karena itulah modal dasar kita sehingga kita dicintai oleh masyarakat," terangnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Neta S Pane Sebut Istana Sudah Pegang Dua Nama Calon Kuat Kapolri Pengganti Idham Aziz,

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved