Polda Bali Periksa Oknum Anggotanya Berinisial Briptu RCEP yang Dilaporkan Wanita Open BO
Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Dodi Rahmawan menuturkan, penyidik melakukan pemeriksaan terhadap oknum anggota Polda Bali berinisial RCEP
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ady Sucipto
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Direktorat Reskrimum Polda Bali melalui penyidik Subdit IV Renakta Polda Bali merespons berita viral di media sosial oknum anggota Polda Bali.
Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Dodi Rahmawan menuturkan, penyidik melakukan pemeriksaan terhadap oknum anggota Polda Bali berinisial RCEP berpangkat Briptu dengan jabatan unit Identifikasi Dit Reskrimum Polda Bali.
"Pihak penyidik melakukan pemeriksaan terhadap terlapor yang diduga telah melakukan pengancaman, pemerasan dan persetubuhan terhadap wanita open BO (Booking Order) berinisial YS," ujar Dir Reskrimum kepada Tribun Bali, Sabtu (19/12/2020).
Selain itu, dilakukan cek TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan olah TKP dengan didampingi oleh Propam Polda Bali.
Korban YS juga telah melakukan visum ke Rumah Sakit Umum Bhayangkara Denpasar.
"Dilakukan juga pemeriksaan terhadap saksi-saksi serta penyitaan barang bukti," jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, perempuan berusia 21 tahun berinisial MIS melaporkan seorang oknum anggota polisi ke Polda Bali, Jumat (18/12).
MIS mengaku diperas oleh oknum anggota polisi yang juga bertugas di Polda Bali tersebut.
"Kami sudah melaporkan kasusnya (dugaan pemerasan, red)," ujar Charlie Usfunan, kuasa hukum MIS kepada Tribun Bali ditemui di Polda Bali, Jumat (18/12).
Dalam keterangan Charlie, perempuan asal Kupang ini sebelumnya bekerja di sebuah hotel di kawasan Badung. Namun ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Untuk memenuhi kebutuhannya, ia mencoba bertahan hidup dengan menawarkan jasa kencan sekitar melalui aplikasi MiChat.
Seorang pria lalu ingin berkencan dengan MIS, Rabu (16/12) malam. Mereka transaksi di kos MIS di wilayah Denpasar tengah malam ini.
"Ia (MIS) punya masalah ekonomi dan terpaksa menjual diri melalui aplikasi MiChat," kata Charlie Usfunan.