Liburan ke Bali, Ada Rapid Test Antigen Seharga Rp 250 Ribu di Pelabuhan Gilimanuk
Untuk mengikuti rapid tes antigen di Pelabuhan Gilimanuk, wisatawan perlu merogoh kocek sekitar Rp 250 ribu.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Meski harus melengkapi sejumlah persyaratan karena pandemi, animo wisatawan domestik yang menyeberang ke Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, menjelang akhir tahun cukup tinggi.
Mereka pun mengikuti mengikuti rapid tes antigen di areal pintu keluar kedatangan masuk Bali.
Pantauan Tribun Bali, untuk mengikuti rapid tes antigen di Pelabuhan Gilimanuk, wisatawan perlu merogoh kocek sekitar Rp 250 ribu.
Harga tersebut terpampang saat memasuki ruangan rapid tes dan tertempel di dinding kaca.
Satgas Penanganan Covid Jembrana juga memasang sebuah tenda di depan ruangan tes untuk wisatawan atau pengunjung yang datang dan mengantre.
Humas Satgas Penanganan Covid Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan sebanyak 602 orang mengikuti rapid tes antigen di Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (20/12/2020).
Baca juga: Sopir Angkutan Logistik dan Warga Kondisi Tertentu Bisa Bebas Biaya Rapid Test Antigen Masuk Bali
Rekapitulasi dari Jumat lalu hingga siang hari tadi ada sebanyak 3 orang dari total keseluruhan kedapatan reaktif.
Sedangkan sisanya sekitar 599 negatif atau non-reaktif.
“Untuk total 602 yang mengikuti dan tiga yang terkonfirmasi,” ucapnya, dikonfirmasi melalui pesan singkatnya.
Disinggung terkait tiga orang yang reaktif, Arisantha mengaku bahwa untuk tiga orang itu kedapatan positif pada Sabtu (19/12/2020) kemarin.
Karena yang bersangkutan berasal dari luar Bali, maka ketiganya langsung dipulangkan.
“Kemarin kedapatannya dan langsung kami pulangkan,” bebernya.
Jumlah Kedatangan di Bandara Ngurai Rai Diprediksi Turun
Surat Edaran (SE) Gubernur Bali No. 2021 Tahun 2020 yang menyebutkan syarat masuk ke Bali melalui bandara wajib memiliki hasil negatif Swab PCR mulai berlaku Sabtu (19/12/2020).
Pantauan Tribun Bali di bandara Sabtu siang menunjukkan, ruang kedatangan domestik tampak lebih sepi dibandingkan kondisi tiga hari sebelumnya.
"Prediksi kita tumbuhnya penumpang rata-rata per hari kalau kita bandingkan dengan sebelum periode Nataru itu sebesar 23 persen. Harapan kami tetap seperti itu. Pengaruhnya mungkin ada tapi mungkin kecil ya," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Herry AY Sikado, Sabtu (19/12/2020).
Baca juga: Perhatian: Dilarang Pesta Saat Malam Tahun Baru, Masuk Bali via Pesawat Wajib Tes Swab!
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Taufan Yudhistira menyebutkan total penumpang domestik yang dilayani Jumat(18/12) kurang lebih 13 ribu orang.

"Untuk kedatangan domestik kurang lebih 6 ribu penumpang dan sebanyak 7 ribu penumpang di keberangkatan domestik sehingga jumlah pergerakan penumpang domestik kemarin kurang lebih 13 ribu," imbuh Taufan.
Menurutnya jumlah itu turun 39 persen dibandingkan tanggal 17 Desember 2020 saat total pergerakan penumpang domestik tercatat sebanyak 23 ribu orang.
"Sekitar 39 persen penurunan dari tanggal 17 ke tanggal 18 Desember. Sepertinya pengaruh dari itu (SE Gubernur) tetapi kami tetap mendukung pelaksanaan SE itu di Bandara Ngurah Rai," ujarnya.
Taufan memprediksikan total jumlah pergerakan penumpang domestik baik keberangkatan maupun kedatangan pada Sabtu (19/12) kurang lebih 10 ribu penumpang atau kurang lebih turun 23 persen dibandingkan sehari sebelumnya.
"Prediksi 10 ribu pax (datang dan berangkat), 5 ribu kedatangan dan 5 ribu keberangkatan. Jadi turun prediksi hari ini, tentunya berdampak (SE Gubernur) tapi bagaimanapun kami Angkasa Pura I mendukung pelaksanaan SE Gubernur ini," ungkapnya.
Seorang penumpang yang baru tiba di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (19/12), Neli Dinarwati mengaku syarat naik pesawat ke Bali harus Swab PCR tidak terlalu jadi masalah.
"Menurut saya tidak apa-apa karena itu kan terkait syarat kesehatan. Tapi karena aturannya mendadak dan hasil Swab PCR paling lama H+3 baru keluar mungkin beberapa jadi keberatan. Jadi terkait waktunya saja bukan terkait aturan," ujar penumpang asal Bandung ini.
Ia mengaku tujuannya ke Bali bersama suami karena ada keperluan keluarga. Dia tes swab dua hari sebelumnya.
Taufan menjelaskan, di terminal keberangkatan domestik pihaknya mengatur flow penumpang untuk validasi surat keterangan hasil Swab PCR atau rapid dalam 6 jalur.
"Validasi dokumen kesehatan di keberangkatan kita sediakan 6 jalur, dan ada petugas Avsec yang mengatur flow nya agar tidak terjadi penumpukan penumpang," jelasnya.
Di terminal kedatangan domestik pihaknya bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar telah melakukan pengaturan flow penumpang untuk validasi dokumen kesehatan khususnya surat keterangan hasil negatif Swab PCR.
"Kami berkoordinasi dengan KKP, kami menyediakan 11 alur untuk pengecekan validasi PCR dan HAC bagi penumpang yang pelaksanaan itu dilakukan oleh petugas KKP," demikian Taufan. (ang/zae)