Begini Pengakuan Pentolan Anggota Jamaah Islamiyah Zulkarnaen Soal Tim Qosh, Tim Khusus Teroris JI
Zulkarnaen yang kini ditetapkan sebagai tersangka mengakui telah menjadi aktor di balik sejumlah aksi terorisme di Indonesia.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Tim Detasemen Khusus Antiteror 88 atau Densus 88 Mabes Polri berhasil menangkap pentolan anggota Jamaah Islamiyah (JI) Zulkarnaen.
Zulkarnaen yang kini ditetapkan sebagai tersangka mengakui telah menjadi aktor di balik sejumlah aksi terorisme di Indonesia.
Pernyataan itu diakuinya via sebuah video yang dirilis oleh kepolisian.
Zulkarnaen merupakan seorang aktor di balik pembentuk tim Qosh atau tim khusus Jemaah Islamiyah.
Tim ini dibentuk untuk melakukan percepatan dalam melatih anggota teroris, jika diperlukan untuk melakukan aksi jihad secara dadakan.
“Saya ceritakan ada penugasan untuk tim qos. Dimana ini percepatan untuk mentadrib (melatih) anggota, juga nanti disediakan apabila satu waktu dadakan ada perlu jihad, ada yang diperintahkan dan bisa digunakan”, ungkap Zulkarnaen dalam video tersebut.
Ia menambahkan, anggota dari tim Qosh atau tim khusus Jemaah Islamiyah ini diambil dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Beberapa anggota tim khusus yang direkrut di antaranya adalah Amrozi dan Ali Imron.
“Dari Solo kami ambil Syawad, Sahjio, Umar, dari Kudus Ilyas, dari Pemalang Abdul Mati, dari Jakarta Nuaim, Banjarkasi Usman, dari Jawa Timur Ali Imron, Mubarok, Amrozi, terus Usman. Itu ya, pertama kali kami kumpulkan untuk anggota tim Qosh itu” ungkap Zulkarnaen.
Baca juga: Jadi Buronan Kelas Kakap Densus 88, Ini Cerita Warga Terkait Sosok Zulkarnaen yang Susah Dikenali
Baca juga: Bom Bali hingga Peledakan Rumah Dubes Filipina, Ini Rekam Jejak Zulkarnaen yang Ditangkap Densus 88
Baca juga: Sosok Zulkarnaen, Teroris Bom Bali 1 yang Ditangkap setelah 18 Tahun Buron, Putus Kuliah Semester 4
Zulkarnaen menjelaskan, masing-masing anggota tim Qosh atau tim khusus memiliki peranan yang berbeda-beda.
“Yang bagian Jawa Timur itu adalah mencari jihandak dan menyimpannya, yang Jawa Tengah ini melatihnya, yang di Jakarta belajar intelegent, sementara seperti itu”, pungkasnya.
Zulkarnaen adalah salah satu anggota teroris yang selama ini yang paling dicari oleh polisi. Ia terlibat dalam sejumlah aksi terorisme di Indonesia, seperti Bom Bali, Ambon, Kedutaan Besar Filipina, hingga Poso.
Buron kelas kakap anggota Jamaah Islamiyah (JI), Zulkarnaen alias Abdul Rahman yang berhasil ditangkap oleh Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Polri mengungkap sejumlah fakta menarik.
Sekian lama sembunyi dalam pelariannya, Zulkarnaen tersangka teroris Lampung ternyata sudah mengenakan masker sebelum masa pandemi Covid-19.
Usaha ini ditempuh olehnya agar wajahnya tak kelihatan dan sukar dikenali oleh tetangganya.
Fakta tersebut diketahui saat Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan dan Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad meninjau rumah Zulkarnaen di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur, Sabtu (19/12/2020) malam.
Supriyanto, tetangga sebelah rumah mengatakan, Zulkarnaen dikenal warga dengan nama Abdul Rahman.

Baru tinggal 1,5 tahun, selalu pakai masker
"Baru sekitar satu tahun setengah tinggal di sini. Sebelum di rumah yang sekarang, dia tinggal di rumah dekat jalan itu," kata Supriyanto.
Menurut Supriyanto, jauh sebelum penangkapan pada 10 Desember 2020 kemarin, sebenarnya warga sudah curiga dengan Zulkarnaen.
Sejak pertama kali tinggal di desa tersebut, Zulkarnaen selalu mengenakan masker. Sehingga wajahnya tidak pernah terlihat.
"Sebelum (pandemi) Corona, sudah pakai masker setiap hari, jadi jarang kelihatan wajahnya," kata Supriyanto.
Baca juga: Upik Lawanga Pelihara Bebek untuk Kamuflase, Profesor Teror Bom Bali Punya Bungker
Baca juga: Fakta Tertangkapnya Anggota JI Upik Lawanga, Tinggal Sejak 2013 & Diduga Buat Bungker Seorang Diri
Baca juga: Bungker di Kediaman Pentolan JI Terungkap, Digunakan Upik Lawanga untuk Merakit Bom & Uji Senjata
Jarang bergaul
Pada saat penangkapan oleh Tim Densus 88 pun, warga seperti sudah tidak kaget lagi, lantaran perilaku tertutup dari Zulkarnaen tersebut.
"Jarang bergaul, seandainya keluar pun, misalnya ke mushala, usai shalat langsung pulang," kata Supriyanto.
Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan, Zulkarnaen ini adalah salah satu tokoh Jamaah Al Islamiyah yang menyusun strategi sejumlah teror di Jakarta.
Susun strategi pemboman
Di antaranya, pemboman Kedutaan Besar Filipina dan Gereja Katedral Jakarta dan Medan di tahun 2002.
"Kemudian, pemboman Gereja Atrium Senen dan Gereja HKBP Jakarta Timur di tahun 2000," kata Ahmad. Lalu pemboman hotel JW Marriott tahun 2003, Kedutaan Besar Australia tahun 2004 serta konflik di Ambon dan kerusuhan di Poso.
Sebagian artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul Pengakuan Zulkarnaen : Pembentukan Tim Khusus Teroris Jemaah Islamiyah