Jejak Kebo Iwa Desa Adat Bedha Tabanan hingga Kini Dibangun Patung Setinggi 21,45 Meter

Kebo Iwa, tokoh  yang populer di Nusantara itu ternyata memiliki peninggalan sejarah di Desa Adat Bedha, Bongan, Tabanan.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN BALI/AA SERI KUSNIARTI
Patung Kebo Iwa setinggi 21,45 meter di Bedha, Tabanan. 

Modelnya dibuat oleh Ketut Subur, lalu dicor di Yogyakarta.

Patung perunggu ini dibangun sekitar 10 tahun yang lalu. Setelah sampai di Bali, patung perunggu ini kemudian dipasupati dan diletakkan di pura.

Kemudian saat ini dibuatlah patung raksasa Kebo Iwa, dengan tinggi 21,45 meter.

“Itu tinggi keseluruhan dengan pedestal,” sebutnya.

Patungnya saja setinggi 9,45 meter, kerisnya 3,15 meter. 

Patung ini diletakkan di Desa Adat Bedha, sebagai penanda napak tilas agar generasi muda tahu bahwa ada jejak sejarah Kebo Iwa di sana.

Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Bedha ini diemong oleh 38 banjar di Desa Adat Bedha, Tabanan, dan merupakan pura kahyangan tiga setempat.

“Patung raksasa ini, mulai dibangun tahun ini dengan sumber dana dari APBD Provinsi Bali. Dimulai sekitar Juli 2020, namun persiapannya sejak awal tahun 2020 ini. Bahannya beton dan dikerjakan sekitar 30 orang,” sebutnya. 

Semua proses pembuatan patung berjalan lancar, dan tidak ada kendala. Tempat peletakan patung ini, adalah bagian dari bale agung panjang di Bedha. Yang dipercaya sebagai tempat tidurnya Kebo Iwa, dengan tempat tidur sampai 500 meter itu.

“Kalau reliefnya ada di bangunan bale agung, di bawahnya,” imbuh bendesa. 

Patung ini pun bisa dikunjungi siapa saja, sebagai penanda perjalanan Kebo Iwa di Bedha.

Sementara patung perunggu di pura, hanya bisa dikunjungi oleh umat yang tidak cuntaka dan dengan berpakaian adat.

Nantinya patung raksasa ini akan dihias dengan ornamen bata.

Dahulu, Kebo Iwa diutus ke Bedha oleh Raja Dalem Tugu yang malinggih di Andakasa untuk membangun pura di Bedha.

“Kalau kata Bedha itu berasal dari kata bedog atau benteng,” katanya.

Tujuan pembangunan patung ini, kata dia, adalah sebagai sarana edukasi kepada generasi muda agar bangga dengan keberadaan Kebo Iwa di Bedha. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved