Virus Corona
Varian Baru Virus Corona Menyebar Lebih Cepat di Inggris, Negara Eropa Ini Langsung Tutup Perbatasan
Inggris melaporkan temuannya terkait varian baru virus corona yang berkorelasi dengan lonjakan kasus di wilayahnya.
Kemudian Bulgaria juga mengumumkan mereka melarang penerbangan dari dan ke Inggris hingga 31 Januari, seperti dilansir Sky News.
PM Johnson berujar, varian baru virus corona diyakini 70 persen lebih cepat menyebar dibanding jenis sebelumnya, dan diduga jadi penyebab meningkatnya kasus infeksi di sana.
Johnson memerintahkan agar London dan kawasan tenggara berada dalam status lockdown tingkat empat selama pelaksanaan Natal.
Inggris menyatakan sudah memberi tahu Badan Kesehatan Dunia (WHO) soal jenis ini, yang berkontribusi 60 persen dari kasus positif di London.
Menteri Kesehatan Matt Hancock sudah memeringatkan mereka menghadapi tantangan berat, karena Covid-19 jenis baru ini menyebar tak terkendali.
Dr Susan Hopkins dari dinas kesehatan setempat menjelaskan, varian baru virus corona ini juga menyebar di Skotlandia dan Wales, namun dalam jumlah kecil.

Ditemukan varian baru virus corona
Inggris menemukan varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang memicu lonjakan tajam kasus Covid-19 di negara tersebut.
Selain menyebar lebih cepat dari virus corona yang ada sebelumnya, varian baru virus corona ini kemungkinan juga tak mempan dengan vaksin Covid-19 yang saat ini tengah dikembangkan di berbagai negara.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan, pihaknya telah menemukan lebih dari 1.000 kasus Covid-19 yang terinfeksi dari varian virus jenis baru ini.
Kasus akibat varian virus baru ini tersebar di 60 wilayah otoritas lokal Inggris.
Diperkirakan virus varian baru ini serupa dengan mutasi yang ditemukan di sejumlah negara dalam beberapa bulan belakangan.
”Kami telah mengidentifikasi varian baru dari virus corona yang mungkin penyebarannya lebih cepat di tenggara Inggris," kata Matt, seperti dilansir dari The Guardian.
Matt tidak menutup kemungkinan bahwa varian baru virus ini bisa kebal terhadap vaksin Covid-19 yang akan diberikan pada pekan lalu di Inggris.
”Saya harus menekankan bahwa pada momen ini tidak menyebabkan penyakit serius atau gejala klinis baru, tapi sangat tidak mungkin mutasi ini akan gagal menanggapi vaksin, tapi kita tetap harus waspada," tuturnya.