Wuhan Kini Kembali Meriah Di Saat Negara Lain Sedang Berjuang Menghadapi Virus Covid-19
Sempat babak belur digebuk Covid-19, masyarakat kota Wuhan di China sudah mulai bisa berpesta lagi.
“Sekarang semua orang keluar untuk makan dan bersenang-senang. Saya tidak berpikir ada banyak orang sebelum epidemi.”
Terlepas dari suasana malam yang berkembang pesat, pemilik bisnis dan restoran di Wuhan mengatakan masih butuh waktu sebelum lonjakan omset menutup kerugian besar selama lockdown.
Meskipun China telah dikritik karena diduga menutupi virus yang terjadi pada akhir 2019, China juga mendapat pujian atas cara mereka menangani pandemi.
Negara itu mengambil langkah yang tepat dalam penanganan wabah, termasuk dengan sistem respons epidemi terpusat yang digunakan dalam menangani SARS pada 2002.
Negara itu menerapkan lockdown yang sangat keras. Penduduk Wuhan dipaksa untuk tinggal di rumah mulai Januari, dan semua toko non-esensial tutup selama berbulan-bulan.
Negara juga menggunakan pengenalan wajah dan kamera CCTV untuk mengidentifikasi orang-orang yang meninggalkan rumah. Pengeras suara juga digunakan untuk meneriaki orang-orang yang melanggar peraturan.
Faktor penting lainnya adalah hanya tiga persen orang lanjut usia di China yang tinggal di panti jompo.
Fasilitas tersebut telah menjadi sarang virus di banyak negara di seluruh dunia, tetapi orang tua di China biasanya tinggal bersama keluarga mereka.
Artinya, lebih sedikit penularan di antara orang-orang yang rentan.
China dengan cepat menegakkan tindakan kejamnya, memberlakukan lockdown yang menangguhkan semua transportasi umum di Wuhan, mendirikan 14.000 pos pemeriksaan kesehatan di stasiun transportasi di seluruh negeri, menutup sekolah, dan meminimalkan pergerakan.
Setahun setelah pandemi, yang telah menewaskan lebih dari 1,6 juta orang dan menginfeksi lebih dari 73 juta secara global, pertanyaan tentang dari mana virus itu berasal dan bagaimana pertama kali menular ke manusia masih menjadi misteri.
Diumumkan pada Rabu (16/12/2020) bahwa para ilmuwan Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan melakukan perjalanan ke Wuhan pada bulan Januari.
Mereka akan menyelidiki asal-usul Covid-19 setelah berbulan-bulan bernegosiasi dengan China untuk mendapatkan akses.
Para ilmuwan awalnya percaya bahwa virus melompat dari hewan ke manusia, di pasar yang menjual hewan eksotis untuk daging di kota Wuhan, tempat virus itu pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu.
Tetapi para ahli sekarang berpikir pasar mungkin bukan asal wabah, melainkan tempat di mana itu diperkuat.
Secara luas diasumsikan bahwa virus awalnya berasal dari kelelawar, tetapi inang hewan perantara yang menularkannya antara kelelawar dan manusia tetap tidak diketahui. (*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Wuhan yang Dulu Merana karena Virus Corona, Kini Meriah dengan Pesta