Ngopi Santai
Anda Bikin Resolusi Akhir Tahun? Perhatikan Tiga Hal Ini
Apakah anda sedang membuat resolusi akhir tahun, perhatikan tiga hal ini
Penulis: Sunarko | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM - Setiap akhir tahun, ada kebiasaan dari sebagian orang untuk membuat resolusi.
Misal di akhir tahun 2020 seseorang membuat resolusi untuk kehidupannya di tahun 2021.
Tidak hanya individu, organisasi (seperti perusahaan) bahkan wajib hukumnya untuk menyusun target atau goal tahun depan.
Itu tertuang dalam rencana bisnisnya (business plan), yang biasanya berisi inisiatif-inisiatif yang akan dilakukan, apa sasarannya dan apa indikator pencapaiannya.
Secara sederhana, resolusi berarti tekad yang kuat atau ketetapan hati.
Baca juga: Malam Gulita Jiwa
Baca juga: Perubahan: Pilih Cara Radikal Atau Incremental?
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mendefinisikan resolusi, salah-satunya adalah “pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan (atau keinginan) tentang suatu hal”.
Pada umumnya, resolusi berisi keinginan, target atau goal (tujuan) yang ingin dicapai.
Bisa dikatakan, membuat resolusi tak ubahnya seperti goal-setting atau membuat tujuan.
Dalam konteks ini, gol selama setahun ke depan.
Dalam praktik, meski awalnya diniatkan untuk diwujudkan atau dijalani sepanjang tahun, tak sedikit resolusi itu hanya berumur pendek.
Ada yang menyebutnya secara kelakar sebagai “resolusi semangat 45”.
Maksudnya, semangat untuk mengikuti resolusi itu hanya bertahan 4-5 hari atau paling banter 45 hari, dan selebihnya kembali ke kebiasaan lama alias gagal total.
Mirip resolusi yang dihasilkan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
Bunyi resolusinya “mantul” (mantap betul), namun pelaksanaannya acapkali mandul.
Mengapa resolusi gagal diwujudkan, bahkan bagi sebagian orang hanya bertahan seumur jagung?
Baca juga: Belajarlah Untuk Bertambah Bodoh
Baca juga: Ketika Duri-duri Tak Lagi Terasa