Kepausan

Dalam Pesan Natal, Paus Fransiskus Kritik Mereka yang Menolak Pakai Masker

Paus Fransiskus mengkritik mereka yan menolak pakai masker serta mengutuk virus individualisme radikal.

Editor: DionDBPutra
VATICAN MEDIA via REUTERS- KOMPAS.COM
Paus Fransiskus 

TRIBUN-BALI.COM, VATIKAN - Paus Fransiskus dalam pesan Natalnya pada Jumat (25/12)t meminta para pemimpin politik dan bisnis untuk membuat vaksin Covid-19 tersedia untuk semua.

Paus Fransiskus mengkritik mereka yan menolak pakai masker serta mengutuk nasionalisme dan "virus individualisme radikal".

Paus sampaikan pesan Urbi et Orbi ( ke kota dan dunia) secara virtual dari sebuah mimbar di dalam Vatikan -- alih-alih dari balkon pusat Basilika Santo Petrus di hadapan puluhan ribu orang.

Baca juga: Paus Fransiskus Pimpin Misa Natal yang Hanya Diikuti Kurang dari 100 Orang

Baca juga: Masalah Ini yang Dibahas Jusuf Kalla Saat Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

Pandemi Covid-19 dan dampak sosial dan ekonominya mendominasi pesan tersebut, yang di dalamnya Paus Fransiskus menyerukan persatuan global dan bantuan bagi negara-negara yang menderita konflik dan krisis kemanusiaan.

"Saat ini dalam sejarah, yang ditandai dengan krisis ekologi dan ketidakseimbangan ekonomi dan sosial yang parah yang hanya diperburuk oleh pandemi virus corona, semakin penting bagi kita untuk saling mengakui sebagai saudara," katanya pemimpin umat Katolik asal Argentina tersebut.

Sambil menekankan bahwa kesehatan adalah masalah internasional, Paus Fransiskus tampaknya mengkritik apa yang disebut 'nasionalisme vaksin', yang dikhawatirkan para pejabat PBB akan memperburuk pandemi jika negara-negara miskin menerima vaksin terakhir.

"Saya mohon kepada semua orang, kepala negara, perusahaan dan organisasi internasional untuk mendorong kerja sama dan bukan persaingan, untuk menemukan solusi bagi semua orang --vaksin untuk semu-- terutama bagi yang paling rentan dan membutuhkan di semua wilayah di planet ini," katanya.

"Yang paling rentan dan membutuhkan harus menjadi yang pertama," katanya, di Aula Doa Vatikan, dengan dihadiri hanya sekitar 50 anggota staf Vatikan yang mengenakan masker dan duduk di sepanjang dinding.

Individualisme radikal

"Kita tidak bisa menempatkan diri kita di depan orang lain, menempatkan kekuatan pasar dan hukum paten di atas hukum cinta dan kesehatan kemanusiaan," katanya.

Baca juga: Natal Seantero Dunia: Gereja Korea Kosong, Sydney Sunyi,  Misa di Vatikan Lebih Awal

Baca juga: Vatikan Meminta Taiwan Tak Perlu Khawatirkan Hubungan Takhta Suci dengan China

"Kita tidak bisa membiarkan nasionalisme tertutup menghalangi kita untuk hidup seperti keluarga manusia sejati seperti kita."

Paus Fransiskus juga mengkritik orang-orang yang menolak memakai masker karena dianggap melanggar kebebasan mereka --sikap yang telah meluas di negara-negara seperti Amerika Serikat.

"Dan kita juga tidak dapat membiarkan virus individualisme radikal menang dan membuat kita acuh tak acuh terhadap penderitaan saudara-saudara lainnya," katanya.

Penduduk Italia berada di bawah penguncian nasional untuk sebagian besar masa liburan Natal dan Tahun Baru.

Pembatasan membuat warga tidak dapat pergi ke Lapangan Santo Petrus atau basilika untuk mengikuti acara bersama Paus Fransiskus, yang semuanya telah dipindahkan ke dalam ruangan.

Natal di atas segalanya adalah waktu untuk membantu orang lain karena Yesus sendiri terlahir sebagai orang buangan yang miskin, kata Paus Fransiskus pada misa malam Natal, Kamis (24/12/2020).

Misa malam Natal, yang dimulai dua jam lebih awal sehingga beberapa peserta bisa pulang tepat waktu sebelum jam 22.00.

"Semoga Anak Betlehem membantu kita, kemudian, menjadi murah hati, mendukung dan membantu, terutama terhadap mereka yang rentan, orang sakit, mereka yang menganggur atau mengalami kesulitan karena efek ekonomi dari pandemi, dan wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama bulan-bulan penguncian ini, "katanya.

Dia kemudian menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah, Yaman, Libya, Nagorno-Karabakh, Sudan Selatan, Nigeria, Kamerun dan Irak, yang akan dia kunjungi pada awal Maret.

Dia juga meminta semua orang membantu mereka yang menderita krisis kemanusiaan atau bencana alam di Burkina Fasso, Mali, Niger, Filipina, dan Vietnam.

Putra Mahkota Arab Terima Dosis Pertama Vaksin

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 di Riyadh pada Jumat (25/12/2020), sebagai bagian dari rencana vaksinasi nasional yang dilaksanakan oleh kementerian kesehatan negeri itu.

Ketika mengomentari vaksinasi yang telah dijalani Pangeran Mohammed bin Salman yang juga Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Menteri Kesehatan Dr. Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah mengatakan, “Saya mengucapkan terima kasih kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas keinginan dan tindak lanjutnya untuk memberikan vaksin kepada warga."

Ia mengatakan Pangeran Mohammed juga memberikan arahan agar warga diberi layanan terbaik terkait vaksinasi.

"Apa yang kita saksikan hari ini, adalah di antara keuntungan yang terwujud, di Kerajaan Arab Saudi, sejak awal pandemi, sebagai perluasan yang berada dalam kerangka Visi 2030, dipandu oleh kebijakan "Mencegah lebih baik daripada mengobati," sang menteri menambahkan.

Menteri Tawfiq mengatakan kebijakan "mencegah lebih baik daripada mengobati" ditempuh dengan mengintensifkan tindakan pencegahan proaktif.

Kebijakan itu juga dijalankan dengan menekankan bahwa kesehatan warga adalah prioritas utama, menyediakan vaksin yang aman dan diakui secara internasional dalam waktu singkat, serta memberikan vaksin kepada warga dan penduduk, ujarnya.

Kebijakan itu menjadikan Arab Saudi berada di antara negara-negara terbaik di dunia dalam penanganan pandemi virus corona, kata menteri.

Sumber: antaranews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved