Vatikan Meminta Taiwan Tak Perlu Khawatirkan Hubungan Takhta Suci dengan China
Taiwan--yang dianggap China sebagai bagian dari negaranya, namun mendeklarasikan diri sebagai negara sendiri
TRIBUN-BALI.COM, TAIPEI - Vatikan meminta Taiwan agar tak khawatir mengenai perpanjangan perjanjian antara Vatikan dengan China terkait penunjukan uskup.
Sebab relasi tersebut bersifat keagamaan--bukan diplomatik. Demikian menurut Kantor Urusan Luar Negeri Taiwan, Selasa (15/9/2020).
"Pihak kami terus mendapatkan jaminan dari Vatikan bahwa perjanjian terkait uskup dengan China bersifat religius, bukan tentang hubungan diplomatik. (Vatikan) meminta kami untuk tidak khawatir," kata Juru Bicara Joanne Ou.
Taiwan--yang dianggap China sebagai bagian dari negaranya, namun mendeklarasikan diri sebagai negara sendiri--mempunyai ikatan diplomatik hanya dengan 15 negara di dunia karena adanya tekanan dari China yang mempunyai "Kebijakan Satu China".
• Ingin Segera Hamil? Cobalah Lakukan 5 Olahraga Ini
• 4 Zodiak Ini Terkenal Paling Serakah, Capricorn Dikenal Serakah Terhadap Uang dan Pujian
Vatikan adalah satu-satunya aliansi Taiwan di wilayah Eropa.
Sementara Paus Fransiskus telah menandatangani perpanjangan perjanjian uskup selama dua tahun untuk China, menurut sumber di Takhta Suci Vatikan, Senin (14/9/2020).
Ou menyebut Taiwan menaruh perhatian pada interaksi Vatikan dengan China, sementara Taiwan dan Vatikan menjalankan komunikasi yang halus.
Ia juga mengatakan Taiwan berharap perjanjian tersebut dapat meningkatkan kebebasan beragama di China.
Konstitusi China menjamin kebebasan beragama, namun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah memperketat pembatasan terhadap agama yang dilihat sebagai tantangan bagi otoritas Partai Komunis yang berkuasa di negara itu.
Para pengkritik menyebut hal tersebut membuat perjanjian Vatikan-China sebagai sebuah lelucon.
Sementara Vatikan sendiri menyebut tidak ada perjanjian yang berisiko menyebabkan perpecahan pada Gereja di China.
Gereja Katolik di China terbagi menjadi Gereja "resmi" yang didukung pemerintah dan Gereja "tak resmi" bawah tanah yang loyal kepada Katolik Roma.
Kini kedua belah pihak mengakui Paus sebagai pemimpin agung Gereja Katolik.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan bahwa hubungan China dengan Vatikan telah mengalami peningkatan dan China akan terus menjalin kontak untuk memastikan dapat terjadi kemajuan yang lebih dalam hubungan tersebut.
Sumber: antaranews.com