Pohon Tumbang Timpa Pemotor yang Dinaiki Satu Keluarga di Buleleng, Nyawa Luh Budasari Tak Tertolong

Duka mendalam menyelimuti Komang Reditya dan keluarganya setelah putrinya Ni Luh Budasari (18) tewas dalam insiden tertimpa pohon

Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani/dok
Keluarga menunjukan foto almarhum Ni Luh Budasari semasa hidup (kiri). Pemotor satu keluarga yang menjadi korban tertimpa pohon tumbang di Buleleng, Jumat (25/12/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Duka mendalam menyelimuti Komang Reditya dan keluarganya setelah putrinya Ni Luh Budasari (18) tewas dalam insiden tertimpa pohon ketika hendak berobat ke RSUD Buleleng

Peristiwa pohon tumbang yang menimpa pesepeda motor yang sedang melintas terjadi di Jalan Ratulangi, Lingkungan Pendes, Kelurahan Penarukan, Kabupaten Buleleng, Jumat (25/12/2020). 

Pohon berjenis asam tersebut tiba-tiba tumbang dan menimpa motor yang ketika itu dinaiki oleh Keponakan, Ni Luh Budasari dan Komang Reditya yang hendak berobat ke RSUD Buleleng

Namun nahas, dalam insiden itu, nyawa Ni Luh Budasari tak tertolong akibat mengalami cedera kepala berat (CKB)

Sementara ayahnya Komang Reditya (40) serta ponakannya Ketut Widiartawan (20), masih dirawat di RSUD Buleleng. 

Baca juga: UPDATE: Hendak Berobat ke RS Malah Tertimpa Pohon Tumbang di Buleleng, 1 Orang Tewas Mengalami CKB

Baca juga: Hendak Berobat ke RSUD Buleleng, Komang Reditya, Anak & Ponakannya Malah Tertimpa Pohon Tumbang

Baca juga: Takut Fotonya Disebar, Seorang Cewek di Buleleng Diduga Jadi Korban Persetubuhan

Ditemui di ruang perawatan Sakura RSUD Buleleng, Komang Reditya mengatakan, sang anak dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (26/12) sekira pukul 05.00 Wita.

Anak pertamanya itu meninggal dunia akibat mengalami CKB, dan jenazahnya telah dikubur di Setra Desa Adat Menyali, Kecamatan Sawan, sekira pukul 13.00 Wita. 

Dengan kondisi wajah lebam, Reditya menuturkan, saat kejadian ia sejatinya hendak melarikan sang anak ke RSUD Buleleng, karena memiliki gejala demam berdarah.

Kondisinya saat itu sudah dalam keadaan lemah.

Namun naas, dalam perjalanan hendak ke rumah sakit, tepatnya di Jalan Ratulangi, mereka bertiga tiba-tiba tertimpa pohon tumbang.

“Saat itu memang anak saya tidak memakai helm, karena buru-buru kondisinya sudah sangat drop. Selama di jalan, anginnya memang sangat kencang, sampai akhirnya ada pohon yang tumbang dan menimpa kami. Saya langsung pingsan, dan tidak ingat apa-apa. Sadarnya pas sudah di rumah sakit,” ungkap Reditya. 

Sebelum kejadian ini, suami dari Ketut Sukarnis itu mengaku tidak memiliki firasat buruk.

Ia hanya berusaha melarikan anak pertamanya itu ke rumah sakit agar segera mendapatkan penanganan.

Namun nasib rupanya berkata lain. Sang anak justru meninggal dunia akibat tertimpa pohon tumbang.

“Anak saya sudah dari tiga hari yang lalu demam. Sudah sempat diperiksa oleh mantri yang ada di Desa Menyali, serta di Puskesmas Sawan, tapi anak saya dibilang tidak apa-apa. Kondisinya malah semakin drop, sampai Jumat kemarin saya coba periksakan ke mantri karena mulutnya berdarah. Akhirnya mantri itu menyarankan agar anak saya dilarikan ke RSUD karena ada gejala DB,” ungkap Reditya lirih.

Kini, Reditya mengaku hanya bisa pasrah dan ikhlas, dan menganggap kejadian ini sebagai sebuah musibah.

 Ia pun tidak dapat mengantarkan buah hatinya yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA itu sampai ke tempat peristirahatan terakhirnya, karena masih harus menjalani perawatan.

“Wajah dan bahu kanan saya masih sakit. Ketut Widiartawan juga kaki kanannya patah, rencananya Senin besok mau dioperasi,” tutupnya. 

Sekeluarga Tertimpa Pohon Tumbang

Diberitakan sebelumnya, nasib malang dialami keluarga  Komang Reditya (40), asal  Dusun Kanginan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. 

Ia bersama sang anak, serta ponakannya, tertimpa pohon asam yang tumbang, saat  melintas di Jalan Ratulangi, Lingkungan Pendes, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pada Jumat (25/12/2020) sekira pukul 20.22 Wita.

Beruntung akibat kejadian ini, ketiga korban berhasil selamat.

Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Made Santika mengatakan,  para korban diketahui bernama Ketut Widiartawan (20), Ni Luh Budasari (18) serta Komang Reditya (40)  mulanya mengendarai sepeda motor Honda Vario DK 4662 UAD (bonceng tiga,red).

Baca juga: Uang Rp 94 Juta Beterbangan dari Tas dalam Perjalanan Buleleng - Denpasar, Penyelidikan Berlanjut

Baca juga: Sebelum Pemutihan, Pemkab Lakukan Upaya Penagihan Utang Pasien di RSUD Buleleng

Baca juga: Bupati Agus Suradnyana Pinjamkan Lahan Milik Pemkab Buleleng untuk TPST Pangkungparuk

Mereka sejatinya hendak melarikan Ni Luh Budasari ke RSUD Buleleng, karena sakit.

Namun saat melintas di TKP,  sebuah pohon asam yang tumbuh di pinggir jalan tumbang, dan menimpa ketiga korban.

Warga yang mengetahui kejadian ini pun bergegas menolong korban, dan melarikannya ke RSUD Buleleng.

"Jadi Ni Luh Budasari ini rencananya mau diantar ke RSUD sama bapaknya (Reditya,red), karena sakit, infornya mulutnya sering mengeluarkan darah. Jadi yang bawa motornya itu keponakannya, Ketut Widiartawan (20). Jadi posisinya paling depan Widiartawan, Ni Luh Budasari di tengah, paling belakang Reditya," jelas Kompol Santika.

Hingga berita ini ditulis, ketiga korban masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng.

Sementara pihak kepolisian bersama BPBD Buleleng masih membersihkan pohon yang menutupi badan jalan, agar tidak menimbulkan kemacetan.

"Korban masih diperiksa, saya belum bisa memastikan bagaimana kondisinya. Nanti saya infokan lagi ya," singkat Kompol Santika. (rtu)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved