Berita Badung

Meski 90 Persen Sekolah di Badung Siap Tatap Muka, Tapi Ditunda dengan Berbagai Pertimbangan Ini

Jajaran dewan di Badung sepakat pembelajaran tatap muka ditunda dengan asalan menekan penyebaran Covid-19. Padahal 90 persen sekolah di Badung sudah

KOMPAS.com/Indra Akuntono
Ilustrasi siswa sekolah dasar (SD). Jajaran dewan di Badung, Bali sepakat pembelajaran tatap muka ditunda dengan asalan menekan penyebaran Covid-19. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Jajaran dewan di Badung sepakat pembelajaran tatap muka ditunda dengan asalan menekan penyebaran Covid-19.

Padahal 90 persen sekolah di Badung sudah siap jika sekolah tatap muka diberlakukan.

Namun jajaran dewan mengaku waswas dan akan memanggil Disdikpora.

“Kami sepakat pembelajaran tatap muka ditunda sampai waktu yang belum ditentukan,” demikian Ketua Komisi IV DPRD Badung, I Made Sumerta katakan saat menggelar rapat bersama Disdikpora di gedung dewan, Selasa (29/12).

Baca juga: BREAKING NEWS Badung Pastikan Pembelajaran Tatap Muka Ditunda, Made Mandi: Banyak Pertimbangan

Baca juga: Pentingkan Kesehatan Anak, Dewan Badung Sepakat Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

Dia menjelaskan, dengan tren Covid-19 di Badung yang terus naik, ia khawatir akan membahayakan anak-anak.

Made Sumerta mengatakan semua ini dilakukan semata untuk menjaga kesehatan.

“Jujur saya agak wanti-wanti saat mendengar akan dilakukan pembelajaran tatap muka. Sekarang yang terpenting, pikirkan kesehatan anak-anak dulu,” ungkapnya.

Anggota Komisi IV DPRD Badung, Ni Luh Gede Rara Hita Sukma Dewi menyatakan sepakat pembelajaran tatap muka ditunda.

Ia meminta Disdikpora mengoptimalkan pembelajaran secara daring.

“Atau kalau bisa agar Disdikpora memberikan kebijakan kalau misalnya ada siswa yang benar-benar tidak mampu mengikuti pembelajaran, barangkali diperbolehkan ke sekolah maksimal lima orang saja mungkin dengan tetap menerapkan prokes,” katanya.

Politikus asal Lukluk, Mengwi ini meminta Disdikpora memikirkan kuota anak-anak selama daring yang akan terus berlanjut sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

“Jadi guru penting tahu kondisi siswa, jangan juga hanya diberikan tugas yang membuat siswa stres dan jangan pula mengabaikan siswa tersebut,” tutur dia.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Badung, I Made Mandi mengungkapkan, berdasarkan hasil verifikasi, 93 persen SD dan SMP di Badung siap melakukan pembelajaran tatap muka. Sedangkan untuk PAUD menyatakan siap 94 persen.

“Namun berdasarkan hasil koordinasi bersama pimpinan (Bupati, red) sepakat untuk ditunda dalam waktu yang tidak bisa ditentukan dengan berbagai pertimbangan,” ujarnya.

Masih zona merah dan munculnya jenis virus corona baru membuat was-was.

Baca juga: BREAKING NEWS - Tabanan Tunda Pembelajaran Tatap Muka hingga Maret 2021

Baca juga: Kota Denpasar Menunda Pembelajaran Tatap Muka Sampai Maret 2021 Karena Dinilai Masih Berbahaya

“Kami di Badung ini masih zona merah. Selain itu juga adanya virus baru yang membuat Indonesia menutup kedatangan wisatawan mancanegara,” imbuhnya.

Kendati demikian, ia mengaku akan mengabarkan kondisi dan keputusan tersebut kembali ke pihak sekolah sehingga tidak lagi ada informasi yang simpang siur.

“Kami memang, sudah menyiapkan diri, bahkan semua sekolah lebih dari 90 siap melaksanakan pembelajaran tatap muka,” jelas dia.

Dengan keputusan ini, dipastikan siswa di Badung akan tetap belajar secara daring.

Ia belum berani memastikan kapan pembelajaran tatap muka di Badung akan dilaksanakan.

“Jadi bergantung pada situasi nanti,” katanya.

Disdikpora: Ini Terlalu Berisiko

Disdikpora tak mau mengambil risiko jika memaksa untuk pembelajaran tatap muka.

Plt Kepala Disdikpora Badung, I Made Mandi menyontohkan, kalau ada siswa yang positif Covid-19, maka sangat berpeluang besar menjadi klaster.

Mandi katakan, sebelumnya 74 guru positif Covid-19 meski sekarang sudah dinyatakan sembuh.

"Ini yang kami khawatirkan terhadap anak-anak. Jika Januari Covid-19 menurun, kemungkinan bisa dilaksanakan Januari. Namun, itu juga belum bisa dipastikan. Kalau anak-anak positif kan pasti dikarantina. Jadi pasti dia minta didampingi orangtuanya. Itu kan sangat berisiko, sehingga kami pastikan akan tunda sementara,” tandasnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved