Penanganan Covid
Masyarakat Akan Terima SMS Ikut Vaksin Covid-19 Gratis
KEMENTERIAN Kesehatan telah mengirimkan pesan singkat atau Short Message Service (SMS) kepada para penerima vaksin gratis
TRIBUN-BALI.COM - KEMENTERIAN Kesehatan telah mengirimkan pesan singkat atau Short Message Service (SMS) kepada para penerima vaksin gratis tahap pertama yang telah terdaftar dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, SMS yang disebar secara serentak pada 31 Desember 2020 ini merupakan bagian dari pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Menkes menegaskan, bagi masyarakat yang menerima SMS maka wajib mengikuti program vaksinasi Covid-19 sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
“Masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan melalui SMS Blast wajib mengikuti pelaksanaan vaksinasi Covid-19,” ujar Budi Gunadi, Jumat (1/1/2021).
Baca juga: Otoritas Beijing Sebut Seorang Warga Indonesia Jadi Penyebab Klaster Covid-19 di Shunyi
Baca juga: Liga Inggris Resmi Dilanjutkan dengan Merberlakukan Protokol Kesehatan COVID-19
Baca juga: Pemkab Buleleng Siapkan Anggaran BTT Rp 5 Miliar, Termasuk untuk Operasional Vaksinasi Covid-19
Pemerintah akan memberikan pengecualian bagi masyarakat yang tidak memenuhi kriteria penerima vaksin Covid-19 sesuai dengan indikasi vaksin Covid-19 yang tersedia.
“Sasaran dari SMS Blast ini adalah masyarakat kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19,” ujar Budi Gunadi.
Sementara, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin Covid-19.
Ia menjelaskan, vaksin Covid-19 merupakan vaksin mati, yang sudah dilemahkan.
WHO menetapkan bahwa vaksin baru boleh digunakan apabila efektivitasnya di atas 50 persen.
"Pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular Covid-19 ini. Marilah kita menghargai upaya Pemerintah dan kita manfaatkan agar kita dan keluarga terhindar dari Covid-19,” ujarnya.
Rencana program vaksinasi oleh Pemerintah masih menunggu evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mendapat izin penggunaan.
Prof. Samsuridjal menerangkan, Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin, yakni dari Tiongkok.
Tetapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing.
Ia melanjutkan, vaksin yang satu dengan yang lain mampu menutupi kekurangan masing-masing.
“Vaksin yang kita sediakan dari Sinovac itu tidak bisa digunakan untuk usia lanjut, tetapi yang dari Amerika atau Inggris bisa digunakan untuk usia lanjut," ujarnya.