Berita Klungkung
Pembelajaran Tatap Muka di Klungkung Ditunta Sepekan, Disdik Matangkan Penerapan Prokes
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung I Dewa Gde Dharmawan menjelaskan, pihaknya per 30 Desember 2020 lalu, telah mengeluarkan surat untuk menunda
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Lama pembelajaran tatap muka dalam situasi pandemi ini, kami batasi sampai 3 jam saja," jelasnya.
Selain itu, pihak sekolah juga wajib memiliki ruangan UKS khusus yang bisa menjadi tempat isolasi sementara jika tiba-tiba ada siswa yang sakit dan mengarah ke Covid-19.
Anggota DPRD Bali Dukung Penundaan
Sebelumnya diberitakan, rencana proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang sebelumnya mendapat ‘restu’ dari Pemerintah Provinsi Bali tampaknya batal dilakukan.
Ini karena sembilan daerah kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) masing-masing sepakat untuk menunda pelaksanaannya.
Terkait hal tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Bali, Wayan Rawan Atmaja mengatakan bahwa pihaknya mendukung kebijakan tersebut.
Ia mengaku bahwa keputusan itu sendiri diambil melalui berbagai kajian yang komprehensif.
“Jadi artinya begini, itu merupakan kajian dari Gubernur, Dinas Pendidikan,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/2021).
Apalagi, menurut dia saat ini kasus Covid-19 di Bali mengalami lonjakan yang cukup tinggi.
Dari data yang dilansir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali, jumlah kasus Covid-19 di Bali secara kumulatif yang terkonfirmasi positif berjumlah 18.130 orang, dengan sembuh sebanyak 16.439 orang (90,67 persen), dan meninggal Dunia 531 orang (2,93 persen).
Baca juga: 31 Sekolah di Karangasem Diusulkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka Mulai Awal 2021
Kasus aktif per Minggu (3/1/2021) sendiri menjadi 1.160 orang (6,40 persen), yang tersebar dalam perawatan di 17 RS rujukan, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.
“Jadi ya sementara ini lonjakan selama ini dalam beberapa minggu sangat tinggi, kalau menurut kami jangan lah tergesa-gesa dulu untuk belajar-mengajar tatap muka,” paparnya.
Politikus Golkar itu juga mengungkapkan bahwa pihaknya berharap bahwa proses pembelajaran tatap muka di Bali dapat dilakukan jika kondisi sudah aman dari pandemi.
Apalagi, proses pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini memiliki resiko tinggi, yakni dapat menciptakan klaster baru penyebaran Covid-19.
“Nanti kalau benar-benar sudah aman, intinya barulah kita untuk bisa belajar bertatap muka,” paparnya.