Berita Buleleng
Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe di Buleleng Terpaksa Turunkan Jumlah Produksi
Harga kedelai import merangkak naik. Kenaikan ini terjadi sejak November 2020 lalu, hingga menyebabkan para pengusaha tempe dan tahu terpaksa menurun
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Baca juga: Buntut Pengrajin Mogok Produksi, Tempe dan Tahu Langka, Warga Ngaku Rela Beli dengan Harga Tinggi
Aip menjelaskan untuk membuat tahu dan tempe memerlukan tambahan biaya produksi sebesar Rp 3.000 hingga Rp 4.000.
Sehingga Aip menganjurkan kenaikan sebesar 20%.
"Oleh karena itu kita usul naik 20% jadi Rp 15.000 per kg," terang Aip.
Keputusan tersebut diharapkan akan didukung oleh pemerintah.
Meski tak memerlukan persetujuan pemerintah, Aip menerangkan perlu adanya dukungan pemerintah.
Pekan depan Gakoptindo akan melakukan pembahasan denhyan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Nantinya Gakoptindo mengusulkan adanya kebijakan yang menguntungkan seluruh pihak.
Aip menerangkan salah satu penyebab naiknya harga kedelai adalah pengaruh harga dunia.
Asal tahu saja saat ini Indonesia masih mengandalkan impor kedelai untuk produksi tahu dan tempe.(*)