Berita Badung

Jenazah Gadis yang Tertimpa Pohon di Petang Badung Akan Dilakukan Upacara Mekinsan di Geni

Jenazah Ni Komang Ariasih (20), yang tertimpa pohon di Desa Petang Badung akan dilakukan upacara mekinsan di Geni

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
zoom-inlihat foto Jenazah Gadis yang Tertimpa Pohon di Petang Badung Akan Dilakukan Upacara Mekinsan di Geni
Polsek Petang
Warga saat melakukan evakuasi korban yang tertimpa pohon di Banjar Batu Lantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Senin (11/1/2021)

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Jenazah Ni Komang Ariasih (20), yang tertimpa pohon di Desa Petang Badung akan dilakukan upacara mekinsan di Geni (dibakar).

Gadis asal Banjar Batulantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung Itu sebelumnya disebut pelajar, namun ternyata hanya tamat di Bangku Sekolah Dasar (SD).

Keseharian korban bekerja sebagai buruh, seperti menanam kunyit di lahan pertanian warga setempat. 

Namun untuk upacara menkinsan di geni korban, rencananya akan dilaksanakan pada Kamis (14/1/2021) mendatang.

Baca juga: BREAKING NEWS - Tertimpa Ranting Pohon Usai Mandi, Nyawa Pelajar di Petang Tak Tertolong.

"Dari kesepakatan keluarga korban, jenazah akan di bakar pada kamis mendatang," ujar Kepala Dusun (Kadus) Banjar Batulantang, I Nyoman Subawa saat dikonfirmasi.

Menurutnya, pihak keluarga tahu Ariasih meninggal dari adiknya Ketut Armini (16) yang saat itu ikut mandi bersama korban.

Dikatakan sekitar pukul 06.30 wita adik korban, bergegas memberitahu keluarganya bahwa korban tertimpa ranting pohon beringin di dekat Pura Dalem Batulantang

"Jadi saat ada laporan, warga pun berbondong-bondong membantu evakuasi korban yang ditemukan sudah tak bernyawa itu.

Korban saat itu terlihat tertimpa ranting pohon," jelasnya.

Subawa menjelaskan di dekat pohon beringin tersebut memang ada aliran air sungai, yang kerap digunakan oleh warga untuk mandi atau berbersih diri.

Namun katanya sungai itu bukan permandian umum.

"Jadi di dekat sungai itu memang ada pohon beringin usianya pun sudah berumur ratusan tahun.

Sempat dilakukan pemangkasan ranting, terutama yang menjulur ke jalan raya agar tidak membahayakan pengguna jalan," katanya.

"Namun, memang  kadang-kadang ada ranting yang jatuh karena kondisi rapuh.

Baca juga: Sempat Bermain Surfing, WNA Australia Ditemukan Tewas Tengkurap di Pantai Suluban Pecatu

Nah yang bagian dalam belum dipangkas semua, jadi itu yang rapuh," imbuhnya.

Ditanya mengenai keluarga korban, Subawa menjelaskan bahwa, korban merupakan anak ketiga dari Nyoman Malen dengan istri keduanya, Ni Wayan Sarmi.

Kata Subawa, korban memang memiliki sedikit keterbelakangan mental.

Hal ini pun diakui oleh keluarga korban.

"Korban ini hanya bersekolah sampai  tingkat Sekolah Dasar (SD) saja.

Bahkan kesehariannya, korban bekerja meburuh (kerja buruh) seperti memanen kunyit," bebernya.

Lebih lanjut dijelaskan, rencananya jenazah akan dilakukan upacara mekinsan ring geni Hal ini dilakukan karena mengikuti dresta setempat, mengingat saat ini ada dua orang yang meninggal di banjar tersebut dan harus diadakan upacara yang sama.

"Jadi sesuai  adat  di sini (Sulangai -red), jika satu jenazah upacaranya mekinsan ring geni, satunya lagi juga harus dengan upacara yang sama.

Begitu juga kalau dikubur, sama-sama harus  dikubur," tungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved