Berita Bangli
Sempat Jadi Satu-satunya Daerah di Bali yang Gelar Tatap Muka, Pembelajaran di Bangli Kembali Online
Pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah berjalan sepekan kemarin, dihentikan. Dikembalikan ke pembelajaran online (daring).
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Meningkatnya kasus positif Covid di Bangli pada awal tahun 2021, membuat Satgas Covid- 19 Bangli kembali melakukan pengetatan kegiatan.
Pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah berjalan sepekan kemarin, dihentikan.
Dikembalikan ke pembelajaran online (daring).
Untuk diketahui, Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang menggelar PTM dimulai 4 Januari 2021 lalu.
PTM dilaksanakan pada jenjang pendidikan SD dan SMP, dengan menerapkan pola shift ganjil-genap, sebagai upaya pembatasan siswa di dalam kelas.
Proses pembelajaran pun dibatasi, yakni selama tiga jam pelajaran atau selama 1 jam 30 menit.

Kepala Disdikpora Bangli, I Nengah Sukarta menjelaskan, alasan pihaknya mengembalikan PBM (proses belajar mengajar) ke pola daring lantaran tidak ingin terjadi klaster sekolah.
Hal ini dikarenakan perkembangan kasus Covid- 19 di Bangli dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan, yang kebanyakan merupakan klaster keluarga.
Sukarta mengaku belum tahu apa yang menyebabkan maraknya klaster keluarga ini.
Ia menegaskan, selama sepekan pelaksanaan PTM tidak memunculkan klaster, karena benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
Tentang siswa yang terkonfirmasi positif Covid di wilayah Desa Selulung, Kintamani, diakui Sukarta, yang bersangkutan belum sempat mengikuti PTM.
"Yang di Selulung itu kan siswa pindahan dari Sulawesi di salah satu SMP wilayah Kintamani. Dia belum sempat masuk sekolah pada hari Senin (4/1) lalu," ucapnya, Minggu (10/1/2021).
Tak hanya di Desa Selulung, Kintamani. Temuan klaster keluarga juga terjadi di beberapa wilayah lain.
Seperti di lingkungan sekitar SMPN 1 Kintamani.
Sukarta mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap keluarga yang bersangkutan, namun tidak ditemukan adanya siswa.
Kendati demikain, pelaksanaan PTM di sekolah tersebut akhirnya ditutup.
Begitupun di wilayah Kelurahan Kawan, Bangli dan Desa Jehem, Tambuku.
Kendati ditemukan klaster keluarga, namun tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang merupakan pelajar.
Sementara di wilayah Kelurahan Cempaga Bangli ditemukan klaster keluarga dan seorang pelajar. Namun Sukarta menegaskan, dari hasil swab dinyatakan negatif.
"Termasuk di Susut juga ditemukan klaster keluarga, tepatnya di lingkungan SMP 1 Susut. Itu ada anak yang juga terkonfirmasi positif, namun belum pernah masuk sekolah. Walau demikian, sekolah tersebut sudah kembali ke daring sejak Hari Jumat," jelasnya.
Baca juga: Hari Ini PPKM Mulai Berlaku di Wilayah Sarbagitaku, Berikut Informasi yang Perlu Anda Ketahui
Banyaknya temuan klaster keluarga inilah yang menjadi dasar pertimbangan Sukarta untuk sementara menghentikan PTM.
Sedangkan pertimbangan kedua, lanjut Sukarta, dikarenakan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Bali mulai tanggal 11 Januari hingga 21 Januari.
Sukarta menyebut, banyak guru-guru di Bangli yang berasal dari wilayah Denpasar dan Badung.
"Karena di sana ada pemberlakuan PSBB, maka lebih baik kami ikut serta mendukung pelaksanaannya. Sehingga dampak dari pencegahan ini untuk di Bali cepat terselesaikan. Dengan demikian kebijakan pembelajaran tatap muka diberhentikan sementara mulai tanggal 11 Januari 2021 dan proses pembelajaran di semua sekolah kembali ke daring," ujarnya.
Kendati kembali ke daring, Sukarta mengimbau agar seluruh sekolah tetap melaksanakan sterilisasi sekolahnya masing-masing.
Terkait kapan akan kembali ke pembelajaran tatap muka, mantan Kadisos Bangli itu mengaku masih menunggu kebijakan lebih lanjut mengenai pelaksanaan PSBB.
31 Sekolah Tutup
KEPALA Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nengah Sukarta, menyebut ada 31 sekolah yang akhirnya kembali ke pembelajaran daring.
Sebelumnya, pada Senin (4/1), Sukarta mengatakan ada 9 SD dan 2 SMP di Bangli yang tidak melaksanakan PTM. Baik karena belum siap, ataupun masih ditemukan kasus positif di sekitar lingkungan sekolah.
Kemudian Selasa (5/1), Sukarta juga menghentikan pelaksanaan PTM di satu sekolah. Dan pada Hari Rabu (6/1) kembali menghentikan PTM di SDN Selulung, Kintamani dan SDN 1 Kubu, Kelurahan Kubu, Bangli.
"Hari Kamis (7/1) dan Jumat (8/1) itu banyak saya nutup. Ada 17 sekolah yang dihentikan proses PTM akibat dampak temuan kasus positif di sekitar lingkungan sekolah," ujarnya.
Sukarta menegaskan, kembalinya proses PTM ke daring ini sesuai dengan salah satu poin dalam SOP pelaksanaan PTM di Bangli.
Baca juga: Dua Hari Gelar Sekolah Tatap Muka, 2 SD di Bangli Kembali Terapkan Pembelajaran Daring, Ini Sebabnya
Dimana jika terjadi kasus positif di lingkungan sekolah, maka kepala sekolah berkewajiban kembali ke proses pembelajaran daring.
"Lebih-lebih menyangkut warga sekolah. Itu ada di SOP-nya," ucap dia.
Tak hanya PBM yang kembali pada daring.
Sukarta juga mengatakan bahwa pihaknya di Kantor Disdikpora juga menerapkan pembatasan 50 persen terhadap pegawai yang ngantor.
"Kami telah membagi pelayanan dengan membagi bergilir tiap kecamatan. Sehingga di kantor kami tidak numplek orang. Baik untuk keperluan konsultasi, maupun pelayanan-pelayanan lain seperti mutasi, kenaikan pangkat, dan sebagainya. Karena kami di Bangli punya sekolah 206. Itu hanya SD dan SMP," ujarnya. (*)