Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara, Terlibat Kejahatan Seksual hingga Penyuapan
Ia divonis terlibat dalam pelecehan seksual, penyerangan seksual, pelecehan terhadap anak di bawah umur, dan penyuapan.
Polisi juga menemukan 69 ribu pil KB di kediaman Oktar.
Baca juga: Majalah Charlie Hebdo Tampilkan Karikatur Menjijikkan Presiden Erdogan, Begini Respon Turki
Baca juga: Hubungan Turki dan Prancis Memanas, Erdogan Kecam Pernyataan Kontroversial Macron & Serukan Boikot
Namun dia berdalih pil itu digunakan untuk mengobati kelainan di kulit dan menstruasi.
Oktar juga membantah bersekutu dengan pemuka agama, Fethullah Gulen, yang saat ini menjadi buronan pemerintah Turki karena dianggap sebagai dalang upaya kudeta pada 2016.
Gulen saat ini bermukim di Amerika Serikat.
Meski pada saat yang sama ia mengakui di depan hakim mempunyai seribu orang kekasih.
"Saya mencurahkan banyak cinta untuk perempuan. Cinta adalah kualitas seorang manusia," kata Oktar dalam sidang pada Oktober 2020 silam.
Adnan Oktar pertama kali mencuri perhatian masyarakat pada 1990-an karena menjadi pemimpin sebuah sekte yang kemudian terkait dengan sejumlah kasus skandal seks.
Dia lantas menulis buku 'Atlas of Creation' atau 'Atlas Penciptaan'.
Dalam buku Atlas of Creation itu Oktar menyangkal Teori Evolusi Charles Darwin.
Ia menilai teori evolusi hanya tipu muslihat.
Teori Darwin dianggap pemikiran lemah dan menyimpang yang bertentangan dengan kita suci.
Oktar alias Harun Yahya menegaskan makhluk yang hidup saat ini sama seperti makhluk yang hidup pada masa lalu.
Dia pun berkata tidak ada tantangan ilmiah yang kredibel terhadap teori evolusi sebagai penjelasan atas kompleksitas dan keragaman kehidupan di bumi.
Ia juga menjelaskan bagaimana ilustrasi fosil membuktikan bahwa tidak ada makhluk yang berevolusi.
Semua organisme diklaim tetap sama seperti 100 juta tahun yang lalu.