Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara, Terlibat Kejahatan Seksual hingga Penyuapan
Ia divonis terlibat dalam pelecehan seksual, penyerangan seksual, pelecehan terhadap anak di bawah umur, dan penyuapan.
Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara, Ini Rangkaian Kejahatan yang Dilakukan
TRIBUN-BALI.COM, ANKARA - Hakim pengadilan Turki akhirnya menjatuhkan hukuman penjara seribu tahun lebih kepada penceramah kontroversial Adnan Oktar.
Pria yang lebih dikenal dengan nama Harun Yahya itu divonis terbukti bersalah melakukan berbagai kejahatan seksual.
Media lokal Turki NTV melaporkan total hukuman yang diterima Oktar adalah 1.075 tahun.
Ia divonis terlibat dalam pelecehan seksual, penyerangan seksual, pelecehan terhadap anak di bawah umur, dan penyuapan.
Selain itu dia juga terbukti melakukan penipuan dan mencoba memata-matai pemerintah dalam hal politik dan militer.
Laporan tambahan kantor berita Anadolu, Oktar juga terbukti terkait kelompok milik ulama Fethullah Gulen yang kini jadi musuh pemerintah Turki di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dalam kasus yang melibatkan Oktar, aparat penegak hukum Turki menangkap 236 tersangka yang diadili.
Baca juga: Harun Yahya atau Adnan Oktar Dihukum Penjara 1.075 Tahun, Memiliki Kekasih Hampir 1.000 Perempuan
Baca juga: Tuding Berafiliasi dengan Erdogan,Prancis Larang Kelompok Sayap Kanan Turki Grey Wolfes Beraktivitas
Sebanyak 78 di antaranya ditahan.
Selain Oktar, pengadilan Turki juga menjatuhkan hukuman penjara kepada dua pimpinan organisasinya yaitu Tarkan Yavas dan Oktar Babuna.
Mereka dihukum masing-masing 211 dan 186 tahun kurungan.
Oktar sebelumnyua ditangkap pada Juni 2018 setelah kepolisian Turki menyelidiki dugaan kejahatan keuangan yang ia lakukan dan organisasi yang dibentuknya.
Selama sidang, hakim, jaksa serta terdakwa mendengarkan sejumlah kesaksian korban yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Oktar.
Seorang saksi korban berinisial CC mengaku dia dan sejumlah perempuan lain kerap diperkosa dan dilecehkan oleh Oktar.
Menurut pengakuan CC, Oktar memaksa sejumlah perempuan meminum pil kontrasepsi setelah diperkosa.
Polisi juga menemukan 69 ribu pil KB di kediaman Oktar.
Baca juga: Majalah Charlie Hebdo Tampilkan Karikatur Menjijikkan Presiden Erdogan, Begini Respon Turki
Baca juga: Hubungan Turki dan Prancis Memanas, Erdogan Kecam Pernyataan Kontroversial Macron & Serukan Boikot
Namun dia berdalih pil itu digunakan untuk mengobati kelainan di kulit dan menstruasi.
Oktar juga membantah bersekutu dengan pemuka agama, Fethullah Gulen, yang saat ini menjadi buronan pemerintah Turki karena dianggap sebagai dalang upaya kudeta pada 2016.
Gulen saat ini bermukim di Amerika Serikat.
Meski pada saat yang sama ia mengakui di depan hakim mempunyai seribu orang kekasih.
"Saya mencurahkan banyak cinta untuk perempuan. Cinta adalah kualitas seorang manusia," kata Oktar dalam sidang pada Oktober 2020 silam.
Adnan Oktar pertama kali mencuri perhatian masyarakat pada 1990-an karena menjadi pemimpin sebuah sekte yang kemudian terkait dengan sejumlah kasus skandal seks.
Dia lantas menulis buku 'Atlas of Creation' atau 'Atlas Penciptaan'.
Dalam buku Atlas of Creation itu Oktar menyangkal Teori Evolusi Charles Darwin.
Ia menilai teori evolusi hanya tipu muslihat.
Teori Darwin dianggap pemikiran lemah dan menyimpang yang bertentangan dengan kita suci.
Oktar alias Harun Yahya menegaskan makhluk yang hidup saat ini sama seperti makhluk yang hidup pada masa lalu.
Dia pun berkata tidak ada tantangan ilmiah yang kredibel terhadap teori evolusi sebagai penjelasan atas kompleksitas dan keragaman kehidupan di bumi.
Ia juga menjelaskan bagaimana ilustrasi fosil membuktikan bahwa tidak ada makhluk yang berevolusi.
Semua organisme diklaim tetap sama seperti 100 juta tahun yang lalu.
"Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi. Misalnya, buaya berumur 100 juta tahun, tidak berubah menjadi profesor setelah beberapa saat," ujarnya.
Oktar sendiri diketahui bukan seorang akademisi dan tidak memiliki pengalaman atau latar belakang ilmiah.
Dia adalah seorang pendakwah dan pemimpin sekte yang belajar desain interior.
Setelah menulis Atlas of Creation, Oktar mengirim bukunya itu ke banyak orang di luar negeri secara gratis untuk mendapat perhatian global.
Dia juga mengundang dan membiayai wartawan asing agar mewawancarianya di Turki.
Setelah mendulang kesuksesan besar, Oktar kemudian mendirikan stasiun televisi sendiri bernama "A9".
Di televisinya itu ia menampilkan ceramahnya soal keagamaan dan masalah sosial.
Di acara TV tersebut Oktar juga menampilkan pengikutnya, yakni para wanita berambut pirang, berpakaian serba mini, dan berdansa di tengah ceramah.
Program televisi Oktar itu kemudian dicekal di Turki karena dianggap pelecehan terhadap wanita, kesetaraan gender, dan menodai hak-hak perempuan. (tribun network/mal/dod)