Berita Bangli

Orang Tua Lebih Senang Anaknya Ikuti Pembelajaran Tatap Muka, Gumi: Terkadang Pikirannya Bercabang

“Kami juga cukup kesulitan mengajar anak-anak dirumah. Karena terkadang pikirannya bercabang, sehingga sulit fokus dengan materi yang diberikan guruny

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Siswa SDN 5 Kawan ketika mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), Kamis (7/1/2021) 

“Makanya kita tambah lagi pengeluaran untuk mengikutkan anak bimbingan belajar. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir, sehingga anak-anak bisa kembali belajar di sekolah,” harapnya.

Senada dengan Gumi, orang tua murid lainnya I Nengah Wirata juga mengaku lebih suka anaknya mengikuti pembelajaran PTM.

Pasalnya dalam pembelajaran daring, sang anak lebih sulit diarahkan untuk belajar.

“Kadang-kadang anak itu kalau tidak kita suruh, dia tidak mau belajar. Itu kalau anak saya. (maka) lebih baik dia di sekolah tatap muka, sebab kalau guru menjelaskan dia lebih paham. Begitupun jika belajar dirumah, fokusnya kemana-mana. Lihat tv lah, lihat hp lah,” ujarnya.

Wirata juga mengaku ada rasa waswas selama sepekan anaknya mengikuti PTM di SDN 2 Kawan.

Kekhawatian dirinya karena sang buah hati dipastikan bertemu dengan orang banyak.

“Dia otomatis bermain dengan temannya di kelas. Walaupun sudah pakai face shield, pakai masker, pasti dengan kawannya dia melupakan jaga jarak. Kadang waswas disitu,” ungkapnya.

Wirata menambahkan pihaknya perlu memastikan lebih lanjut, mengenai situasi perkembangan covid-19 di Bangli pasca PSBB dicabut.

Terlebih diketahui Bangli kembali masuk ke zona merah.

“Karena situasi sekarang, siapa orang tua yang tidak waswas. Kita sendiri pun mau kemana-mana urungkan niat. Namun kalau sudah berangsur-angsur kasusnya melandai, lebih baik PTM digelar kembali,” ucap pria asal Desa Jehem, Tembuku itu.

Sementara itu, Kadisdikpora Bangli, I Nengah Sukarta ketika dikonfirmasi mengenai pelaksanaan PTM pasca PSBB, mengaku masih perlu melihat zona aman sebaran covid-19 di Bangli.

Pun demikian, diperlukan izin dari Satgas Covid-19 Bangli serta Bupati Bangli.

“Yang jelas selama Bangli masih zona merah, saya akan menghindar dulu sampai Bangli berada di zona aman. Artinya ada penurunan kasus. Walaupun selama pelaksanaan daring ini, sekolah-sekolah kita tetap dilakukan sterilisasi,” ucapnya.

Mantan Kadisos Bangli itu tidak menampik jika banyak orang tua siswa yang sempat mempertanyakan kembalinya pelaksanaan pembelajaran daring di Bangli.

Dalam hal ini pihaknya telah memberikan pengertian dan alasan mengenai situasi dan kondisi Bangli.

“Karenanya kami mengimbau kepada orang tua agar lebih bersabar, menunggu hingga situasi dan kondisi sebaran covid-19 di Bangli kembali melandai,” tandasnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved