Berita Bangli
Orang Tua Lebih Senang Anaknya Ikuti Pembelajaran Tatap Muka, Gumi: Terkadang Pikirannya Bercabang
“Kami juga cukup kesulitan mengajar anak-anak dirumah. Karena terkadang pikirannya bercabang, sehingga sulit fokus dengan materi yang diberikan guruny
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Meningkatnya status kedaruratan Bangli dari zona orange ke zona merah berimbas pada pembatasan sejumlah kegiatan.
Salah satunya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sempat berjalan selama sepekan.
Disisi lain, besar harapan orang tua para siswa, agar proses belajar mengajar (PBM) di sekolah kembali lagi ke PTM.
Salah satunya diungkapkan Gede Gumiliarta.
Pria asal Desa Bangbang, Tembuku itu tidak memungkiri sempat khawatir dengan pelaksanaan PTM awal tahun lalu, terlebih dengan kondisi wabah virus corona saat ini.
Baca juga: Tetap Gelar Pembelajaran Tatap Muka, TK Negeri Bangli Terapkan Sistem Sif
Kendati demikian, dengan sejumlah fasilitas protokol kesehatan yang ada di SDN 1 Kawan, pihaknya sedikit lebih tenang, walaupun tetap melengkapi anaknya dengan alat pelindung diri.
Mengenai PBM, Gumi mengaku lebih memilih PTM.
Hal ini lantaran anaknya dinilai lebih fokus belajar, ketimbang mengikuti pembelajaran daring.
“Kami juga cukup kesulitan mengajar anak-anak dirumah. Karena terkadang pikirannya bercabang, sehingga sulit fokus dengan materi yang diberikan gurunya,” ujarnya Kamis (14/1/2021).
Gumi menambahkan, dalam pembelajaran daring anaknya yang duduk di bangku kelas IV SD, lebih sering diajari oleh sang kakak yang duduk di Bangku SMP.
Sebab baik dirinya maupun istri sama-sama bekerja.
Namun tak jarang kedua anaknya belajar sendiri-sendiri, sebab kakaknya juga sibuk apabila pada waktu bersamaan melaksanakan pembelajaran daring.
“Terkadang diajari kakaknya ataupun kami orangnya, dia malah cuek. Berbeda jika guru yang mengajari, karena ada rasa segan,” ungkapnya.
Gumi tak menampik, dirinya sebagai orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan anak.
Hanya saja, ia khawatir jika apa yang disampaikan tidak sesuai dengan pelajaran tersebut.
Baca juga: Bangli Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Ini Persyaratan yang Wajib Dipenuhi
“Makanya kita tambah lagi pengeluaran untuk mengikutkan anak bimbingan belajar. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir, sehingga anak-anak bisa kembali belajar di sekolah,” harapnya.
Senada dengan Gumi, orang tua murid lainnya I Nengah Wirata juga mengaku lebih suka anaknya mengikuti pembelajaran PTM.
Pasalnya dalam pembelajaran daring, sang anak lebih sulit diarahkan untuk belajar.
“Kadang-kadang anak itu kalau tidak kita suruh, dia tidak mau belajar. Itu kalau anak saya. (maka) lebih baik dia di sekolah tatap muka, sebab kalau guru menjelaskan dia lebih paham. Begitupun jika belajar dirumah, fokusnya kemana-mana. Lihat tv lah, lihat hp lah,” ujarnya.
Wirata juga mengaku ada rasa waswas selama sepekan anaknya mengikuti PTM di SDN 2 Kawan.
Kekhawatian dirinya karena sang buah hati dipastikan bertemu dengan orang banyak.
“Dia otomatis bermain dengan temannya di kelas. Walaupun sudah pakai face shield, pakai masker, pasti dengan kawannya dia melupakan jaga jarak. Kadang waswas disitu,” ungkapnya.
Wirata menambahkan pihaknya perlu memastikan lebih lanjut, mengenai situasi perkembangan covid-19 di Bangli pasca PSBB dicabut.
Terlebih diketahui Bangli kembali masuk ke zona merah.
“Karena situasi sekarang, siapa orang tua yang tidak waswas. Kita sendiri pun mau kemana-mana urungkan niat. Namun kalau sudah berangsur-angsur kasusnya melandai, lebih baik PTM digelar kembali,” ucap pria asal Desa Jehem, Tembuku itu.
Sementara itu, Kadisdikpora Bangli, I Nengah Sukarta ketika dikonfirmasi mengenai pelaksanaan PTM pasca PSBB, mengaku masih perlu melihat zona aman sebaran covid-19 di Bangli.
Pun demikian, diperlukan izin dari Satgas Covid-19 Bangli serta Bupati Bangli.
“Yang jelas selama Bangli masih zona merah, saya akan menghindar dulu sampai Bangli berada di zona aman. Artinya ada penurunan kasus. Walaupun selama pelaksanaan daring ini, sekolah-sekolah kita tetap dilakukan sterilisasi,” ucapnya.
Mantan Kadisos Bangli itu tidak menampik jika banyak orang tua siswa yang sempat mempertanyakan kembalinya pelaksanaan pembelajaran daring di Bangli.
Dalam hal ini pihaknya telah memberikan pengertian dan alasan mengenai situasi dan kondisi Bangli.
“Karenanya kami mengimbau kepada orang tua agar lebih bersabar, menunggu hingga situasi dan kondisi sebaran covid-19 di Bangli kembali melandai,” tandasnya.