Corona di Bali

Pasien Positif Covid-19 di Bali Melonjak 3 Hari Terakhir, BOR di RS PTN Unud Dekati 70 Persen

Dalam tiga hari terakhir peningkatan pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali meningkat signifikan, bahkan pada Selasa (12/1/2021) lalu kasus baru men

TRIBUN BALI
Suasana RS PTN Unud yang mulai dioperasikan untuk penanganan khusus Covid-19, beberapa waktu lalu. Penambahan kasus baru positif Covid-19 dalam tiga hari terakhir mengakibatkan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS PTN Unud terjadi peningkatan, Kamis 14 Januari 2021 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dalam tiga hari terakhir peningkatan pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali meningkat signifikan, bahkan pada Selasa (12/1/2021) lalu kasus baru mencapai 350 orang.

Penambahan kasus baru positif Covid-19 ini mengakibatkan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS PTN Unud terjadi peningkatan.

"Imbasnya terjadi peningkatan saat ini BOR mendekati 70 persen. Terjadi peningkatan kurang lebih dua mingguan ini," ungkap Direktur RS PTN Unud, Dr. dr Dewa Putu Gede Purwa Samatra, Kamis (14/1/2021).

Menurutnya mungkin ini dampak dari libur panjang Natal dan Tahun Baru beberapa waktu lalu.

Namun, dr Gede Purwa tidak ingin berspekulasi bahwa peningkatan ini dampak dari libur panjang Nataru.

Baca juga: Update Covid-19 di Jembrana 14 Januari 2021, 2 Pasien Meninggal, Positif Bertambah 40 Orang

Baca juga: Gubernur Koster dan 15 Pejabat di Provinsi Bali Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19

"Gak berani ini loh dampak itu (libur panjang Nataru kemarin) mungkin aktivitas masyarakat di luar rumah tinggi juga tapi yang jelas meningkat itu saja," imbuhnya.

Mengantisipasi peningkatan lebih tinggi lagi, pihaknya akan menambah 26 bed dan sedang menyiapkan ruangannya untuk tambahan bed itu.

Mudah-mudahan akhir bulan Januari ini peningkatan bed pasien dapat selesai dan siap digunakan.

"Mudah-mudahan akhir Januari ini dapat selesai kita tambah 26 bed lagi. Klaster-klaster baru atau gimana saya belum tahu persisnya karena kita kan RS Rujukan Covid-19 jadi pasien rujukan dari mana saja kita terima. Tapi kayaknya paling banyak masih klaster keluarga," ujar dr. Gede Purwa. 

Masyarakat diimbau tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), apalagi vaksin sudah datang dan mulai melakukan vaksinasi tapi masyarakat tetap wajib melakukan 3M.

Baca juga: 1.964 Vial Vaksin Covid-19 Didistribusikan ke Fasyankes di Denpasar Hari Ini

PPKM di Denpasar, Simulasi Sekolah Tatap Muka Ditunda

Kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar masih mengalami lonjakan.

Denpasar telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Oleh karena hal itu, simulasi pembelajaran tatap muka yang rencananya mulai digelar Januari 2021 ini ditunda.

Penundaan ini sampai waktu yang belum bisa ditentukan.

“Simulasi pembelajaran tatap muka dan juga pembelajaran tatap muka ditunda karena Denpasar masih PPKM. Kami belum tahu sampai kapan, masih melihat perkembangan dulu,” kata Kabid Pendidikan SMP, Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama saat dikonfirmasi, Kamis (14/1/2021) siang.

Diketahui bahwa menurut rencana, simulasi pembelajaran tatap muka untuk SMP dilakukan bulan Januari 2021, tingkat SD bulan Februari 2021, sementara tingkat TK dan Paud dilakukan bulan Maret 2021 mendatang.

Namun semuanya ditunda termasuk pembelajaran tatap muka untuk SMP yang sebelumnya sempat diwacanakan mulai Maret 2021.

“Kami tunggu sampai zona merah ini menurun, apalagi kasusnya meningkat,” imbuhnya.

Wiratama menambahkan, untuk persiapan sekolah tetap dilakukan, seperti teknis, persiapan protokol kesehatan semuanya sudah dilakukan.

Persiapan itu dilakukan agar saat sudah memungkinkan, pihak sekolah bisa langsung mengajukan ke Dinas untuk melaksanakan simulasi.

Namun, jika sekolah tersebut masih berada pada zona merah dipastikan tidak bisa melakukan simulasi.

“Kalau pun Denpasar sudah masuk zona kuning atau hijau, kita juga masih memantau pergerakan kasus di wilayah sekolah. Jangan sampai masih banyak kasus sekolah malah membuka simulasi belajar tatap muka,” katanya.

Adapun persyaratan sekolah yang nantinya akan ditunjuk sebagai tempat simulasi yakni sekolah tersebut harus masuk dalam wilayah zona hijau dan maksimal zona kuning.

Siswa maupun guru yang boleh ikut simulasi juga harus berasal dari zona hijau dan zona kuning.

“Semua itu bisa dilihat dalam aplikasi Jagabaya, dari sana sekolah akan melihat siapa saja siswa yang bisa ikut simulasi,” katanya.

Jika nantinya ada siswa yang dari zona merah atau orange memaksa datang ke sekolah maka akan dipulangkan.

Sekolah yang ditunjuk sebagai tempat simulasi juga menyiapkan sarana protokol kesehatan yang lengkap.

“Lama anak di sekolah dalam simulasi tidak boleh lebih dari 2 jam pelajaran. Dan peserta didik paling banyak hadir ke sekolah seminggu dua kali,” imbuhnya.

Untuk persiapan pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di Kota Denpasar, pihaknya juga menggunakan aplikasi Jagabaya.

Aplikasi ini kan digunakan untuk memonitor keadaan warga sekolah baik guru maupun siswa.

Semua warga sekolah wajib mengisi kondisi dirinya di dalam aplikasi tersebut termasuk riwayat penyakit bawaan yang dimiliki.

“Dari sana nantinya sekolah tahu kondisi siswanya, sehingga jika ditunjuk menjadi tempat simulasi bisa menentukan siswa dan guru yang akan diikutkan,” katanya.

Pihaknya menambahkan, jikapun pembelajaran tatap muka sudah dilaksanakan, itu hanya untuk mengobati kerinduan anak pada sekolah.

Sementara untuk kurikulum selesai di rumah dengan melakukan pembelajaran di rumah atau daring maupun luring hingga pandemi Covid-19 berakhir.  (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved