Begini Repotnya India Memberikan Vaksin Covid-19 untuk 1,3 Miliar Penduduk

Untuk memberikan vaksin Covid-19 kepada rakyat sedemikian banyaknya, tentu ada kerepotan tersendiri bagi negara Asia Selatan itu.

Editor: DionDBPutra
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi vaksin Covid-19.India sudah memulai vaksinasi Covid-19 bagi 1,3 miliar penduduknya Sabtu 16 Januari 2021. Pandemi Covid-19 di India telah menewaskan 150.000 orang dan melemahkan ekonomi. 

5. Sebanyak 69 persen responden tak mau buru-buru divaksin

Sebuah survei baru-baru ini terhadap 18.000 orang di seluruh India menemukan, 69 persen responden tidak mau buru-buru divaksin.

Sebagian dari mereka masih ragu dampaknya. Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan berkicau di Twitter Kamis 14 Januari 2021 guna meluruskan beberapa keraguan.

"Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan #COVIDVaccine dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita."

"Mohon jangan mengindahkan rumor atau informasi semacam itu dari sumber yang tidak diverifikasi," ujarnya.

6. Satu pesawat dari Brasil

Brasil pun mengandalkan India untuk mendapatkan vaksin Covid-19, dan seharusnya akhir pekan ini sudah mengirim pesawat ke sana untuk mengambil 2 juta dosis dari India's Serum Institute.

Namun, hari Jumat 15 Januari 2021, Presiden Brasil Jair Bolsonaro berkata, tekanan politik oleh India membuat penerbangan tertunda.

Kepala India's Serum Institute Adar Poonawalla mengatakan kepada Times of India, mereka akan memasok vaksin virus ke Brasil dalam dua minggu.

India berencana menawarkan 20 juta dosis ke negara-negara tetangganya. Kloter pertama akan dikirim selama dua minggu ke depan, menurut laporan Bloomberg. Amerika Latin, Afrika, dan negara-negara pecahan Uni Soviet pun ditawari.

China Bagi-bagi Gratis

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi berjanji menyumbangkan 500.000 vaksin Covid-19 kepada Filipina secara gratis.

Janji itu ia sampaikan saat bertemu Menlu Filipina di Manila, 16 Januari 2021.

Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte berupaya mencari pasokan vaksin corona untuk 110 juta rakyatnya.

Mereka dikritik karena dinilai terlalu lambat mencari vaksin Covid-19, padahal negara-negara lain sudah mulai vaksinasi massal.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved