7 Fakta-fakta Kristen Grey, WNA Amerika Dideportasi, Tulis Ajak WNA Pindah ke Bali hingga LGBTQ+
Cuitan akun twitter @kristentootie yang dimiliki Kristen Grey di antaranya mengajak WNA untuk pindah ke Bali saat pandemi.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Kambali
6. Bisnis jual e-book seharga USD 30
Jamaruli Manihuruk menambahkan e-book dengan harga USD 30 yang dijual oleh Kristen Grey sudah terjual atau telah didownload sekitar 50 orang, kemungkinan dibeli atau didownload warga asing.
"Tujuan yang bersangkutan menulis di Twitter itu ada unsur bisnis karena untuk membuka e-book tersebut mematok harga USD 30 dan jika ingin konsultasi lebih lanjut membayar USD 50 selama 45 menit. Jadi ada unsur bisnisnya," ungkapnya.
Namun menurutnya link e-book tersebut sudah dihapus oleh yang bersangkutan dan tidak dapat didownload lagi begitu mendengar bahwa yang bersangkutan sedang dicari oleh Imigrasi langsung dihapus semua.
"Jadi link-nya itu sudah dihapus semua. Jadi link-nya itu sudah tidak ada lagi. Mungkin yang sudah beredar (telah didownload dan dibeli) ini kita tidak bisa tahu siapa yang sudah mendownload. Tapi tadi katanya sudah ada 50 orang kemungkinan juga orang-orang asing yang mendownload," tambah Jamaruli Manihuruk.
Baca juga: TERKINI: Sebut Mudahnya Masuk Bali, Kristen Gray Pemilik Akun Twitter @kristentootie Dideportasi

7. Mengaku tidak bersalah
Setelah diperiksa petugas Imigrasi Denpasar dan Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali digelar press conference, Kristen Gray dengan didampingi kuasa hukumnya Erwin Siregar.
Kristen Gray memberikan sedikit pernyataan.
"Kami akan memberikan statement dan pada saat ini saya akan memberikan kesempatan pertama kepada Kristen sama Sandra," ucap Erwin Siregar, Selasa 19 Januari 2021 malam sebelum mempersilakan kliennya memberikan pernyataan.
Kristen Antoinette Gray mengaku dirinya tidak bersalah atau pun melakukan pelanggaran.
"Halo semuanya, pertama-tama saya menyampaikan saya tidak bersalah. Visa saya tidak overstay, saya tidak mencari uang di Indonesia," kata dia.
"Saya ingin menyampaikan tentang LGBTQ+ dan saya dideportasi karena LGBTQ+," ucapnya. (*)