Penemuan Mayat di Denpasar
Update Hasil Autopsi Wanita Korban Pembunuhan di Bali, Dokter Forensik Ungkap Penyebab Kematian DFL
Kasus pembunuhan di Bali yang menyita perhatian publik yang terjadi di kamar homestay, di Kota Denpasar, Provinsi Bali pelakunya hingga kini masih mis
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus pembunuhan di Bali yang menyita perhatian publik yang terjadi di kamar homestay, di Kota Denpasar, Provinsi Bali pelakunya hingga kini masih misteri.
Terbaru, pihak Instalasi Forensik RSUP Sanglah telah melakukan autopsi pada jenazah wanita berinisial DFL yang sebelumnya ditemukan tewas mengenaskan diduga sebagai korban pembunuhan.
Autopsi dilakukan oleh tim dokter forensik seusai tes swab korban hasilnya negatif.
Dikonfirmasi Tribun Bali langsung, dr Ida Bagus Putu Alit, DMF.Sp.F mengungkapkan hasil autopsi korban pembunuhan di Bali berinisial DFL.
"Hasil autopsi menunjukkan kematian korban diakibatkan pada luka iris di leher. Yang mana kondisi ini membuat terputusnya dua pembuluh darah sekaligus pada leher korban," Ujar dr Alit Rabu 20 Januari 2021.
Selain luka di leher yang menyebabkan kematian korban, kata dr Alit, terdapat pola bahwa luka iris pada korban dilakukan bukan hanya sekali.
Sebabnya ditemukan luka terbuka pada leher yang menyambung jadi satu.
"Ya intinya terdapat kekerasan akibat benda tajam pada leher. Hasil autopsi menunjukkan kematian korban terdapat luka iris pada leher yang memutus 2 pembuluh darah di leher," sebut dr Alit.
Baca juga: BREAKING NEWS - Kasus Pembunuhan Terjadi Di Denpasar, Korban WNA Asal Slovakia
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Perempuan di Homestay Panjer Belum Tertangkap, Polisi: Semoga Segera Terungkap
Baca juga: CCTV Rekam Pria Berjaket Merah yang Diduga Pelaku Pembunuhan Wanita di Denpasar, Ini Ungkap Polisi
Sementara itu, menelisik lebih dalam soal dugaan adanya kekerasan yang diakibatkan benda tumpul, dr Alit menyatakan tidak ada.
Hanya saja di tubuh korban ditemukan sejumlah luka lecet dan memar di sekitar mulut, dan adanya pembekapan saat peristiwa terjadi.
Lebih lanjut, dari hasil pemeriksaan autopsi jenazah ditemukan pula bekas luka memar pada telapak tangan kanan korban.
Hal ini menunjukkan bahwa korban sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.
"Ada luka perlawanan berupa luka memar pada telapak tangan kanan, dan untuk terkait dugaan kekerasan seksual kami masih menunggu hasil dari puslabfor," tutupnya.
DFL Tewas mengenaskan
DFL ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Diduga DFL yang berasal dari Subang Jawa Barat merupakan korban pembunuhan.
Setelah menerima laporan, jajaran Polresta Denpasar langsung bergerak cepat.
Dari lokasi peristiwa di sebuah kamar kos atau homestay di Jalan Tukad Batanghari, Panjer, petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) selama tiga jam.
Sejumlah saksi, baik penjaga homestay, rekan serta tetangga kamar korban dimintai keterangan. Polisi juga amankan rekaman CCTV di TKP.
"Olah TKP sudah dilakukan. Memang ditemukan korban dalam kondisi meninggal. Ditemukan juga darah di seputaran TKP," ujar Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya.
"Kami menduga memang dugaan awal telah terjadi tindak pidana pembunuhan. Kami masih mengumpulkan alat bukti, Mudah-mudahan segera terungkap seperti apa peristiwa ini," kata Danujaya, Sabtu (16/1).
Dari rekaman CCTV di TKP, kata dia, terlihat seorang pria mengenakan jaket merah menaiki tangga. Pria itu memakai helm ojek online.
Pria tersebut mengenakan celana pendek warba biru sambil membawa handphone ketika menaiki tangga menuju lantai dua homestay.
Beberapa saat kemudian sekira pukul 02.30 Wita, DFL ditemukan tewas mengenaskan bersimbah darah dalam kondisi tak berbusana.
Polisi memeriksa TKP dan ditemukan beberapa atribut yang diduga digunakan pria yang menaiki tangga.
"Saat ditemukan ada jaket warna merah, helm ojek online di kamar korban serta satu pisau lipat," ujar sumber kepolisian.
Korban DFL berasal dari Dusun Karang Anyar, RT 018/RW 003, Desa Kebon Danas, Kecamatan Pusaka Jaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Menurut sumber Tribun Bali, sebelum ditemukan tewas mengenaskan di kamar homestay, DFL diduga bersama seorang pria.
DFL saat ditemukan dalam posisi telungkup bersimbah darah dan tanpa busana di dekat kasur. Menurut laporan, terdapat beberapa luka seperti di leher korban.
Ditemukan pula pisau lipat dan jaket berwarna merah dan helm ojol.
Dengar Suara Gaduh
Sebelum ditemukan dalam kondisi mengenaskan, beberapa saksi mendengar kegaduhan dari dalam kamar korban.
Adalah Dianty (22) tetangga kamar korban, sekira pukul 01.20 Wita mendengar suara gaduh di kamar DFL. DFL menempati kamar nomor 2 di lantai dua homestay.
Sebelum ditemukan meninggal, korban sempat makan di kamar saksi dan beberapa kali keluar masuk di kamar saksi nomor satu.
Sekira pukul 01.40 Wita saksi tertidur, namun selang beberapa saat ia mendengar suara teriakan dan berisik berupa suara kaki ‘gedebuk-gedebuk.’
Enam menit kemudian sekira pukul 01.46 Wita, saksi merasa curiga dan ada yang tidak beres dengan DFL yang bersebelahan dengan kamarnya itu.
Dianty berinisiatif menghubungi korban melalui pesan singkat WhatSapp.
"P P, aman yuk, gedebag gedebeg sih siapa. P P aman...," tulis Dianty dalam pesan singkatnya ke korban. Namun usaha Dianty menghubungi korban dari pesan WA dan telepon ternyata tak kunjung direspons.
"Setelah saya chat dia, tapi gak ada bales. Beberapa kali saya telepon juga gak diangkat sama dia," ujar Dianty, Sabtu (16/1). Saksi yang khawatir kemudian meminta tolong penjaga homestay untuk menemani dia mengecek korban di kamarnya.
Setelah petugas jaga Apris Misak (25) datang, saksi Dianty mengetuk pintu kamar namun tetap tidak ada jawaban.
Pintu korban saat itu terkunci dari dalam, kemudian penjaga homestay mengecek dengan mengintip lewat belakang dan masuk melalui kamar nomor tiga.
Tak lama, Apris mengatakan di kamar korban dilihatnya banyak darah dan saat itu korban dalam posisi telungkup. "Saat dilihat kondisi korban sudah penuh darah dan posisi telungkup," tambahnya.
Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan AKP Hadimastika mengatakan, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelaku serta motifnya.
"Kita terima laporannya pukul 02.30 wita. Sudah olah TKP juga. Kasusnya masih didalami," ujarnya.