Aktivitas Gempa di Indonesia Meningkat, Dalam 21 Hari Ada 54 Kali, BMKG Sebut Tidak Lazim
Meski demikan, BMKG hingga kini belum mengetahui persis penyebab aktivitas gempa bumi di Indonesia yang meningkat tersebut.
TRIBUN-BALI.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 54 kali gempa bumi di wilayah Indonesia selama periode 1-21 Januari 2021.
BMKG menuturkan bahwa kenaikan intensitas gempa ini merupakan hal yang tidak lazim.
Meski demikan, BMKG hingga kini belum mengetahui persis penyebab aktivitas gempa bumi di Indonesia yang meningkat tersebut.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dari monitoring yang dilaksanakan pihaknya, selama 20 hari terjadi 54 gempa bumi.
Baca juga: Rizieq Shihab Disebut Sedang Sakit di Tahanan, Kuasa Hukum Mohon Doa dari Masyarakat
"Selama periode tanggal 1 hingga 21 Januari 2021 saja, BMKG sudah mencatat gempa dirasakan sebanyak 54 kali," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis 21 Januari 2021.
Angka ini tergolong tinggi.
Hal itu karena sejak 1-21 Januari 2021, hampir setiap hari terjadi gempa, kecuali hanya 2 hari saja yaitu tanggal 10 dan 17, tidak terjadi gempa yang dirasakan oleh masyarakat.
Bahkan, pada 14 Januari 2021, dalam sehari di wilayah Indonesia terjadi gempa yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat sebanyak 8 kali.
"Tentu saja hal ini tidak lazim, karena dalam 21 hari saja sudah terjadi aktivitas gempa dirasakan sebanyak dari 54 kali," papar Daryono.
54 kali gempa dalam 21 hari
Jika melihat data jumlah aktivitas gempa pada Januari 2020, tercatat sebanyak 54 kali dalam sebulan.
Sementara, di 2021, angkanya sudah mencapai 54 selama 21 hari di bulan Januari.
"Adanya femomena peningkatan aktivitas gempa ini belum dapat diketahui sebabnya," terang Daryono.
Namun, ia menjelaskan, yang perlu dipahami, gempa bumi adalah proses pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa setelah mengalami akumulasi medan tegangan yang sudah berlangsung sejak lama.
Gejala meningkatnya aktivitas gempa pada waktu-waktu tertentu masih sulit untuk dijelaskan.
Akan tetapi, perubahan pola tegangan global, regional, bahkan lokal tampaknya dapat menerangkan gejala ini.
"Tetapi mengkaji terkonsentrasinya, aktivitas gempa pada kawasan dan kurun waktu tertentu saat ini sudah dapat dilakukan dengan mudah," kata Daryono.
Daryono menekankan, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mengenali dan membedakan berbagai ragam kejadian bencana gempa yang terjadi.
Hal ini penting dilakukan untuk kepentingan kajian bahaya dan risiko gempa untuk tujuan mitigasi.
"Agar dapat memperkecil dampak kerusakan fisik pada bangunan dan infrastruktur serta menghindari jatuhnya korban baik manusia yang tak perlu terjadi," kata Daryono.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul " Aktivitas Gempa Meningkat pada Januari 2021, Simak Analisis BMKG