Sirene Meraung-raung di Lereng Merapi, Warga Keluar Cari Lokasi Aman
Sirene tanda bahaya meraung-raung. Warga terlihat bergegas keluar dari dalam rumah dan berusaha mencari lokasi aman.
Jalan menuju puncak Merapi, tepatnya di simpang empat Ngepring telah diportal.
Palang bambu dipasang. Warga berjaga-jaga.
Semua kendaraan, selain keperluan evakuasi, sementara tidak diperbolehkan melintas.
Foto dan rekamman video pendek dari warga memperlihatkan embusan awan panas dan abu vulkanik terlihat sangat dekat jaraknya dari permukiman warga di Cangkringan.
Aktivitas vulkanik Merapi memang terus menggeliat sejak Selasa 26 Januari 2021 hingga Rabu 27 Januari 2021 pagi terpantau sangat tinggi.
Frekuensi guguran dan luncuran awan panas (awan piroklastika) tercatat meningkat cukup tajam dibanding hari-hari sebelumnya.
Arah guguran dan luncuran tetap ke barat daya, ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Rabu pagi sekitar pukul 08.30 WIB, terlihat luncuran awan panas menimbulkan seperti kolom raksasa vertikal akibat tertiup angin kuat dari arah barat menuju ke timur gunung.
Sebaran abu vulkanik dilaporkan mencapai wilayah Deles, Kemalang, Klaten, dan Kecamatan Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah.
Data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menunjukkan sepanjang Selasa 26 Januari 2021 pukul 18.00-24.00 WIB teramati 11 kali awan panas guguran.
"Amplitudo maksimal 60 mm, durasi 160 detik, estimasi jarak maksimum 1.500 meter, tinggi kolom maksimal 400 meter, arah barat daya," ujar Petugas Pengamat Gunung Merapi BPPTKG di PGA Kaliurang, Heru Suparwaka.
Hujan Abu
Hujan abu vulkanik Gunung Merapi melanda Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Informasi yang dirangkum Tribun, hujan abu tersebut melanda Desa Tegalmulyo sekitar pukul 14.00 WIB.
Hujan abu vulkanik itu terjadi di 13 dusun dari total 22 dusun yang ada di Desa Tegalmulyo tersebut.