Berita Denpasar
PPKM dan PKM Denpasar Terkesan Formalitas, Terapkan Dobel Strategi Tapi Kasus Positif Makin Tinggi
PPKM dan PKM Denpasar Terkesan Formalitas, Terapkan Dobel Strategi Tapi Kasus Positif Makin Tinggi
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Menurutnya, seharusnya ada pelatihan khusus terhadap petugas yang akan diberikan tanggung jawab dalam melaksanakan program kerja yang ditetapkan pemerintah.
“Pola pencegahan saat ini lebih mengarah pada tindakan represif dengan penerapan sanksi, bukan mengacu pada edukasi publik secara terstruktur, sistematis, dan menyeluruh,” katanya.
Wirajaya juga mengatakan, sampai saat ini belum ada pembuktian konkrit dari jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, terhadap penerapan pola yang diterapkan.
“Sebagai contoh, masyarakat tidak boleh berkerumun, tapi oknum pemerintah justru melaksanakan kegiatan yang berkerumun. Tentu hal ini kontraproduktif dengan program yang diterapkan,” ujarnya.
Melihat dari kemiskinan implementasi dari program yang diterapkan tersebut, ia menganggap PKM maupun PPKM yang diterapkan tidak efektif.
• Denpasar Terapkan Dobel Strategi, Dewan: Pejabat Jangan Berikan Contoh Tidak Baik Pada Masyarakat
“Contoh, pembatasan jam buka usaha masyarakat sampai pukul 20.00 Wita, membuat berbagai pendapat muncul di masyarakat, apakah virus menyebar hanya di malam hari? Tentu hal ini menjadi ketidakkonsistenan pola pemerintah dengan tetap membuka pasar tradisional yang sangat berpotensi menjadi tempat berkerumun masyarakat,” ungkapnya.
Sebar Ketakutan
Wirajaya juga memberikan catatan bahwa Covid-19 dapat diatasi dengan imunitas tubuh yang baik. Imunitas tubuh sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis seperti beban pikiran dan stres.
“Oleh karena itu, saya berharap dengan pola yang diterapkan pemerintah adalah pola yang tidak menyebarkan ketakutan masyarakat. Ketakutan akan menimbulkan keresahan, dan akan semakin sulit untuk mengatur masyarakat yang dikuasai ketakutan dan keresahan,” katanya.
Ia pun meminta sebaiknya berhenti menyebarkan informasi data Covid-19 yang dapat menambah rasa takut masyarakat.
Menurutnya, yang tepat disebarluaskan adalah data jumlah yang sembuh, distribusi vaksin, yang sudah divaksin sehingga timbul optimisme di pikiran masyarakat bahwa wabah ini bisa kita kalahkan.
• Dewa Rai Bantah PPKM di Denpasar Hanya Formalitas, Sebut Keberhasilan PPKM 80% Bergantung Masyarakat
“Jadikan data Covid-19 sebagai data internal untuk memformulasikan pola pencegahan yang harus dilakukan. Masyarakat hanya perlu hal yang nyata, pola yang jelas dan tegas, bukan seperti data meningkatnya OTG, ODP, PDP yang menyebabkan pesimisme masyarakat dalam menghadapi wabah ini,” tandasnya. (*)