Corona di Bali
Penelusuran Kontak Pasien Covid-19 di Bali Mulai Dekati Standar WHO
"Beberapa minggu terkahir, terutama pasca libur panjang Nataru didapat angka mendekati angka yang ideal sesuai rekomendasi WHO," kata Rentin saat dite
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Noviana Windri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Bali telah menambah penelusuran kontak (contact tracing) pasien Covid-19.
Hal ini dilakukan agar penelusuran kontak mendekati rekomendasi yang diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Kepala Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan, di awal penanganan Covid-19 ada perbandingan yang belum ideal dalam penelurusan kontak yang didapatkan oleh tim survailans dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Saat itu, perbandingannya masih 1 berbanding 7 sehingga setiap satu orang yang dinyatakan positif Covid-19, baru ada penelusuran kontak erat sebanyak tujuh orang.
Rentin yang juga Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali itu mengungkapkan, selama ini memang penelusuran kontak dari tim survailans masih kurang maksimal.
Melihat angka tersebut yang masih jauh dari rekomendasi WHO, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali kini mulai menambah penelusuran kontak.
• Hasil Tracing di Banyuning dan Buyan Buleleng, Lima Warga Ditemukan Positif Covid-19
• Tim Surveilance Lakukan Tracing Kepada Warga di Kelurahan Banyuning dan Dusun Buyan
• Direktur PDAM Bangli Positif Covid-19, Kronologisnya Belum Diketahui, GTPP Covid-19 Langsung Tracing
"Beberapa minggu terkahir, terutama pasca libur panjang Nataru didapat angka mendekati angka yang ideal sesuai rekomendasi WHO," kata Rentin saat ditemui di Denpasar belum lama ini.
Menurutnya, angka penelusuran kontak yang sudah dapat dilakukan kali ini sudah mencapai 1 berbanding 20 sampai 30 orang.
Hal ini berarti setiap satu orang yang dinyatakan positif Covid-19 dilakukan penelusuran kontak sebanyak 20 sampai 30 orang.
"Oleh WHO, merekomendasikan angka ideal sekurang-kurangnya terhadap satu kasus terkonfirmasi positif idealnya ditemukan 20 orang kontak erat sampai 30," jelas Rentin.
Selain penelusuran kontak yang dilakukan semakin masif, jumlah masyarakat yang dites juga semakin banyak.
Menurut Rentin, konsekuensi logis ketika mampu dan berani melakukan penelusuran kontak dan jumlah tes yang lebih banyak maka kemungkinan terjadi peningkatan kasus.
Hal seperti juga juga sempat terjadi saat Gubernur Bali mengeluarkan kebijakan agar swab tes dilakukan terhadap aparatur negara.
"Sama seperti sekarang, jumlah sampel yang diambil berlipat ganda, hasil tracing mendekati angka ideal 1 berbanding 20 atau 1 berbanding 30. Kendatipun tidak rata semuanya tentu kapasitas masing-masing petugas survailans, kita harus menyiapkan strategi dan harus siap di Satgas bahwa kemungkinan peningkatan kasus pasti akan terjadi," kata dia.