Israel
Manuver Politik PM Israel Benjamin Netanyahu, Janjikan Muslim Arab Jadi Menteri
Hari Jumat 5 Februari 2021, Netanyahu berjanji mengangkat seorang tokoh Muslim Arab-Israel sebagai calon menteri kabinetnya.
TRIBUN-BALI.COM, TEL AVIV - Menjelang Pemilu Israel bulan Maret 2021, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membuat manuver politik demi menarik simpati rakyat.
Hari Jumat 5 Februari 2021, Netanyahu berjanji mengangkat seorang tokoh Muslim Arab-Israel sebagai calon menteri kabinetnya.
Tentu dengan syarat jika partai Likud menang pemilu pada Maret mendatang. Tokoh Muslim Arab yang dia maksudkan adalah Nail Zoabi.
"Saya bangga bahwa Nail Zoabi, seorang pendidik terkenal yang telah mendedikasikan waktunya bertahun-tahun untuk masyarakat Arab bergabung dalam daftar," kata Benjamin Netanyahu.
• PM Israel Benjamin Netanyahu Dituntut Mundur Atas Tuduhan Korupsi dan Gagal Atasi Pandemi Covid-19
• PM Israel Netanyahu Diam-diam Temui Pangeran Mohammad bin Salman dan Menlu Pompeo
PM Benjamin Netanyahu menyampaikan hal itu dalam sebuah video yang diunggah di Facebook sebagaimana dilansir dari AFP pada Jumat 5 Februari 2021.
"Saya akan menamainya sebagai menteri untuk kemajuan masyarakat Arab di pemerintahan saya," kata Netanyahu yang berdiri di samping Zoabi.
Menurut keterangan di video itu, Zoabi merupakan orang pertama dari kalangan warga Muslim Israel bergabung dengan Partai Likud.
Sebelumnya, beberapa orang Arab Druze pernah menjabat sebagai anggota parlemen Likud.
Pengumuman dari PM Netanyahu itu bertepatan dengan pembelotan gerakan Raam dari Joint List, sebuah koalisi partai-partai Arab yang dalam pemilu Israel pada Maret 2020 telah mencapai skor tertinggi 15 kursi di Knesset, badan legislatif Israel dengan 120 kursi.
Pemimpin gerakan Islam konservatif Mansour Abbas pada Desember 2020, abstain dari pemungutan suara untuk membubarkan parlemen, sebuah langkah yang ditafsirkan sebagai tanda dukungan untuk Netanyahu dan putusnya hubungan dengan partai Joint List lainnya.
PM Netanyahu juga baru-baru ini meluncurkan kampanye untuk memenangkan hati orang-orang Arab Israel.
Ia mengunjungi beberapa distrik mayoritas Arab dalam pembukaan pra-pemilu Israel, di komunitas yang telah lama menuduhnya melakukan rasisme.
Dalam upaya menyemangati pemilih sayap kanan di hari pemungutan suara pada 2015, dia memperingatkan bahwa orang-orang Arab Israel memberikan suara "berbondong-bondong" dan menyarankan kelompok sayap kiri telah membawa warga Arab ke tempat pemungutan suara.
Dalam kunjungan langka ke kota utara Nazareth, kota Arab terbesar di Israel, Netanyahu menjanjikan investasi dan inisiatif anti-kejahatan dan meminta maaf atas pernyataan yang berpotensi menyinggung masa lalu.
Orang Arab Israel, rata-rata adalah orang Palestina dan keturunannya yang bertahan tinggal di tanah mereka setelah pembentukan negara Yahudi pada tahun 1948.