Berita Gianyar
Musim Hujan, Banjar Telabah di Gianyar Bali Benar-benar Jadi 'Telabah', Digenangi Air Hingga 60 Cm
Banjar Telabah yang merupakan banjar paling ujung di Desa Sukawati, benar-benar menjadi banjar telabah saat musim hujan.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Desa atau Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, memiliki satu wilayah banjar yang unik.
Yakni Banjar Telabah yang merupakan banjar paling ujung di Desa Sukawati.
Seperti namanya, telabah atau sungai, banjar ini benar-benar menjadi banjar telabah saat musim hujan.
Karena sebagian besar wilayahnya digenangi air yang mencapai ketinggian 40 sampai 60 centimeter.
• Cegah Banjir, Wakil Wali Kota Denpasar Resmikan Normalisasi Tukad Pangrarungan
• Banjir di Klungkung Bali Hambat Pembangunan Jembatan Usaha Tani
• Dinsos Jembrana Sudah Survey Untuk Rehab Rumah Warga Korban Banjir Bandang di Pekutatan Bali
Seorang warga setempat, I Made Wiparja, saat ditemui pada Minggu 7 Februari 2021 mengungkapkan, setiap hujan lebat areal banjarnya selalu tergenang air.
Bahkan kondisi seperti sungai.
"Kemarin (Sabtu 6 Februari 2021) tinggi air mencapai 40 cm - 60 cm. Lama tergenang tergantung deras hujan. Kadang cepat surutnya, kadang lama," ujarnya.
Dia menegaskan, kondisi tersebut bukan dikarenakan drainase mampet atau sungai yang dijejali sampah.
Dia mengatakan, sungai yang berada di kawasan banjar ini sangat dijaga kebersihannya.
Begitu juga dengan kedalamannya.
Sebab sungai di sini merupakan air irigasi para petani.
Kata dia, penyebab wilayahnya jadi langganan banjir tak terlepas dari geografi banjarnya yang terletak di bawah banjar lainnya di Desa Sukawati, sehingga banjarnya selalu mendapat air kiriman.
"Banjir mulai dari Banjar Palak, lalu berpusat di sini. Kedalaman sungai di sini sudah satu meter lebih. Tapi karena muara air di banjar tetangga ke sini, jadi mau apa lagi. Kondisi ini sudah terjadi sejak lama," ujarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, IGN Dibya Presasta mengatakan, pihaknya hampir setiap tahun mendapatkan laporan genangan air yang cukup tinggi di banjar ini.
Hal itu dikarenakan, selain mendapatkan banjir kiriman, saluran air di sini juga kerap mengendap sehingga terjadi pendangkalan.