Berita Klungkung

Biaya Operasional Membengkak, PDAM Klungkung Rugi Sekitar Rp 2 Miliar Pertahun

PDAM Klungkung rata-rata pengalami kerugian sampai Rp 2 miliar pertahunnya. Hal ini lantaran membengkaknya biaya operasional

Istimewa
Teknisi terus berupaya memperbaiki jaringan PDAM di sumber mata air Rendang, yang putus dan menyebabkan gangguan distribusi air PDAM di Klungkung. 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - PDAM Klungkung rata-rata pengalami kerugian sampai Rp 2 miliar pertahunnya.

Hal ini lantaran membengkaknya biaya operasional, di satu sisi sejak tahun 2009 PDAM Klungkung tidak bisa melakukan penyesuaian tarif. 

Dirut PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa menjelaskan, perusahaan daerah yang ia kelola mulai mengalami kerugian cukup besar sejak tahun 2017.

Lebih Tinggi dari Batas Ambang Nasional, Tingkat Kehilangan Air PDAM Klungkung sampai 35,57 Persen

Jelang PPKM Mikro di Klungkung Bali, Pemberlakuan Bisa Berbeda di Setiap Desa

Desa Bakas Klungkung Berbenah di Masa Pandemi Covid-19, Siapkan Rencana Bisnis

Saat itu jaringan gravitasi milik PDAM Klungkung, hancur akibat terjangan lahar dingin pasca erupsi Gunung Agung. 

Akibatnya pasca kejadian itu, pelayanan PDAM Klungkung memaksimalkan sistem pompa.

Hal ini berimbas pada biaya listrik yang melonjak drastis. 

" Awalnya sebelum pipa gravitasi rusak, biaya listrik perbulan sekitar Rp300 sampai Rp400 juta."

"Namun saat ini biaya listrik saja sampai Rp700 juta setiap bulannya. Sehingga biaya operasional membengkak," jelas Renin Suyasa. 

Satu sisi dalam pelayanan yang belum maksimal saat ini, PDAM Klungkung belum bisa melakukan penyesuaian tarif.

Terakhir kali PDAM Klungkung melakukan penyesuaian tarif tahun 2009 lalu.

Saat ini tarif PDAM Klungkung masih paling murah dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, yakni sebesar Rp1400 per meter kubik.

Sementara idealnya sekitar Rp3500 per meter kubik, agar kerugian PDAM Klungkung bisa dimininalisasi. 

" Ke depan jika tidak diperkenankan untuk mengajukan penyesuaian tarif, kami harap Pemda bisa mensubsidi,"jelas Renin.

Tingkat Kehilangan Air Capai 35,57 Persen

Tingkat kehilangan Air PDAM Klungkung sudah mencapai sekitar 35,57 persen.

Persentase ini lebih tinggi dari batas ambang nasional, yakni harusnya maksimal 20 persen.

Hal ini terungkap saat rapat koordinasi antara Komisi III dan PDAM Klungkung di Kantor DPRD Klungkung, Selasa 9 Februari 2021.

Dalam pemaparannya, Dirut PDAM Klungkung I Nyoman Renin tingkat kehilangan air PDAM Klungkung terakhir mencapai sekitar 35,57 persen.

Sebagian besar hal itu diakibatkan dari kebocoran jaringan, yang kerap terjadi di Klungkung. 

" Oleh sebab itu, saat ini kami perlu segera peremajaan jaringan. Sehingga kebocoran atau kehilangan air ini bisa kami atasi," ungkap Nyoman Renin.

Renin menyebutkan kondisi jaringan air PDAM di Klungkung yang tersedia saat ini kondisinya sudah tua, dan rawan kebocoran. 

" Jaringan bermasalah karena usianya sudah tua, harus segera peremajaan," jelasnya. 

Selama ini permasalahan yang kerap terjadi di Klungkung, yakni kerusakan jaringan di sumber mata air Rendang Sehingga membutuhkan waktu berhari-hari untuk normalisasi. 

" Penanganan jangka pendek, sudah kami lakukan dengan mengganti beberapa jaringan pipa HDPE ke BWI (besi)."

"Namun masih banyak jaringan yang harus perejamajaan, yang kita harapkan bisa ditangani melalui dana PEN (pemulihan ekonomi nasional)," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved