Corona di Bali

Di Tengah Pandemi Covid-19, Rumah Sakit Hewan UNUD Tangani 5.023 Pasien Hewan

"Dari sekian banyak pelaksaan bedah mayor, kasus yang paling banyak ditangani yakni vulnus. Vulnus merupakan luka yang biasanya diakibatkan dari perke

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
net
ilustrasi dokter hewan 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Selama memasuki masa pandemi Covid-19, (RSH FKH Unud) atau yang biasa disebut Rumah Sakit Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana telah menangani sebanyak 5.023 hewan yang terdiri dari anjing dan kucing. 

Ketika dikonfirmasi Direktur RSH FKH Unud, Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes mengatakan 5.023 hewan tersebut dengan rincian penanganan yaitu, tata laksana bedah sebanyak 476, meliputi 335 bedah mayor dan 141 bedah minor, serta 4.547 keluhan ringan dan layanan lainnya.

Mulai dari hewan dengan ras asli, campuran, hingga lokal.

"Dari sekian banyak pelaksaan bedah mayor, kasus yang paling banyak ditangani yakni vulnus. Vulnus merupakan luka yang biasanya diakibatkan dari perkelahian, terjatuh, dan trauma," ujarnya pada, Sabtu (13 Februari 2021). 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, Vulnus merupakan operasi karena di dalamnya ada pembiusan dan penjahitan otot dan kulit.

Baca juga: Ada Warga Terpaksa Makan Kucing, Komunitas Anti Lapar Denpasar Turun Tangan

Baca juga: Warga Nusa Penida Klungkung Resah dengan Maling Berkeliaran, Sering Kehilangan Hewan Peliharaan

Baca juga: Pemprov Bali Siapkan 532.157 Dosis Vaksin Rabies, Dimanfaatkan untuk Vaksinasi Serentak Tahun 2021

Selain vulnus, bedah yang cukup sering dilakukan yakni cystotomy.

Cystotomy sendiri merupakan prosedur bedah biasanya karena ada peradangan pada saluran kencing.

Dan ini termasuk operasi besar karena ada di dalam perut dan risikonya juga besar.

Dan ketika memasuki pandemi Covid-19, jumlah pasien yang ia terima jumlahnya mengalami kenaikan. 

“Ternyata saat pandemi untuk jumlah kasusnya saat Maret dan April saja yang mengalami penurunan. Tapi bulan-bulan selanjutnya naik kembali,” lanjutnya.

Naiknya jumlah pasien hewan yang ia tangani, ia mengaku tidak mengalami kendala selama penanganan pasien di tengah pandemi Covid-19. 

“Dulu saat awal pandemi kami tidak melayani sampai 24 jam, sekarang sudah mulai melayani rawat inap. Selain itu dokter yang bertugas juga sudah banyak, ada sembilan orang. Jadi rawat inap juga sudah meningkat, akhirnya dibuka 24 jam. Tapi tetap shift kerja delapan jam dengan tiga shift. Dulu cuma dua shift. Karena antisipasi kerumunan, sekarang untuk jaga malam ada dua dokter juga dibantu dua mahasiswa,” imbuhnya.

Di RSH FKH Unud juga terdapat mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH) dan mahasiswa koas, penanganan pasien bedah tetap dilakukan oleh dokter hewan rumah sakit yang nantinya akan dibantu oleh mahasiswa koas. 

Disinggung terkait biaya operasi di RSH, Suwiti mengatakan kisarannya mulai dari Rp 400 ribu sampai Rp 2 juta. 

“Kisaran bedah dari yang paling ringan sekitar 400 ribu. Bedah mayor sampai 2 juta lebih. Ini tergantung berat badan hewan dan kesulitan kasusnya,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved