Memaknai Tumpek Landep, Belajar dari Keteguhan Tapa Sang Arjuna di Gunung Indrakila
Memaknai Tumpek Landep, Belajar dari Keteguhan Tapa Sang Arjuna di Gunung Indrakila
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Yudistira sekalipun ketika ditanya apa yang dilihat, ia menjawab uang dilihat adalah Guru Drona dan sudah pasti tidak diijinkan melepaskan anak panahnya.
Hingga tiba pada gilirannya Arjuna ditanya apa yang dilihat, dan ia bilang biji mata burung.
Maka diijinkanlah Arjuna untuk melepas anak panah dan kenalah burung itu.
Dari uraian tersebut, menurut Guna pentinglah mengasah ketajaman intelektual yang bersumber dari pikiran agar perhitungan tepat.
Andaikan saja Arjuna tidak memiliki perhitungan tajam dan tepat, pasti ia tidak akan bisa menembak burung tersebut dengan anak panahnya.
Karena hal itulah, Arjuna sering digunakan sebagai figur landeping idep atau pikirannya yang tajam.
Lalu pertanyaannya, bagaimana cara mempertajam pikiran?
Guna menambahkan, belajar pada Arjuna saat bertapa di Gunung Indrakila untuk mendapatkan anugerah panah pasupati sastra.
Karena dari keteguhan tapanya Arjuna juga disebut sebagai 'wiku wita raga' oleh Dewi Supraba.
Ketika Arjuna bertapa di Gunung Indrakila, Bhatara Indara mengutus tujuh bidadari untuk menggoda tapanya.
Bidadari tersebut dipimpin oleh Dewi Tila Utama dan Dewi Supraba.
Tilotama dan Supraba ini bukan bidadari biasa.
Baca juga: Tumpek Landep Dalam Menajamkan Pikiran Serta Menjaga Ilmu Pengetahuan
Baca juga: Besok Tumpek Landep, Apa Maknanya Dalam Hindu Bali?
Diciptakan dari manik-manik terbaik surga oleh Bhatara Brahma, dan bahkan yang menciptakannya pun tergoda oleh kecantikannya.
Digoda selama tiga hari tiga malam, Arjuna tetap teguh.
Setelah berjibaku menggoda Arjuna dengan mempersembahkan kecantikannya yang paling cantik, maka keadaan menjadi berubah.