Serba Serbi

Piodalan Bhatara Hyang Guru, Ini Maknanya Dalam Ajaran Hindu Bali

Kalau dihubungkan rentetan runtuhnya Watugunung, paid-paidan, Saraswati, Pagerwesi, Tumpek Landep dan odalan Bhatara Hyang Guru. 

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –  Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, mengamini bahwa hari ini memang berkaitan dengan piodalan Bhatara Hyang Guru.

 Beliau menjelaskan bahwa ada beberapa yang merayakannya, namun tidak semua.

 “Sebab ada juga hari raya Pemaridan Guru,” jelasnya kepada Tribun Bali, Minggu 14 Februari 2021.

Kalau dihubungkan rentetan runtuhnya Watugunung, paid-paidan, Saraswati, Pagerwesi, Tumpek Landep dan odalan Bhatara Hyang Guru. 

Baca juga: Bupati Giri Prasta Hadiri Piodalan Jelih di Pura Desa Desa Adat Semanik

“Ini memiliki makna yang tidak terpisahkan dengan odalan Sanghyang Aji Saraswati, atau hari turunnya ilmu pengetahuan,” kata ida rsi.

Seperti telah dijelaskan tentang makna Saraswati, Banyupinaruh,  Pagerwesi, Tumpek landep.

 Dimana Tumpek Landep, yang dirayakan 13 Februari 2021 kemarin merupakan permohonan untuk mendapatkan ketajaman Jnana dalam ilmu pengetahuan.

Kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Ida Sanghyang Pasupati sebagai penguasa alam ini.

Setelah permohonan itu tercapai, maka saatnya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Guru Loka.

Sehingga pengetahuan itu dapat dipahami, dan dapat berguna bagi kehidupan untuk hari depan.

“Rasa terima kasih itu diucapkan sehari, setelah ketajaman Jnana dapat tercapai (Tumpek Landep) kepada Sang Hyang Pasupati atau yang juga disebut Hyang Pramesti Guru,” sebut beliau.

Sehingga hari Minggu Umanis Wuku Ukir, disebut juga sebagai piodalan Bhatara Hyang Guru, sebagai simbol ucapan terimakasih kepada Guru Loka atau Sang Hyang Widhi Wasa dalam memberikan tuntunan-Nya.

Senada dengan Ida Rsi, Jero Mangku Ketut Maliarsa, menjelaskan dalam kaitannya dengan turunnya ilmu pengetahuan.

 Yang dirayakan dengan memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, melalui prabhawa-nya Sang Hyang Pasupati saat Tumpek Landep.

Baca juga: Jelang Piodalan di Pura Penataran Ped, Pelabuhan Tribhuana Padat, Kapasitas Boat Dibatasi hanya 85

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved