Berita Klungkung
PDAM Klungkung Andalkan Pinjaman PEN untuk Optimalisasi Pelayanan
PDAM Klungkung melalui Pemkab berencana mengajukan pinjaman PEN (Pembangunan Ekonomi Nasional) senilai sekitar Rp 74 Miliar.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - PDAM Klungkung melalui Pemkab berencana mengajukan pinjaman PEN (Pembangunan Ekonomi Nasional) senilai sekitar Rp 74 Miliar.
Pinjaman itu selain dilakukan untuk optimalisasi sumber mata air, juga untuk penambahan jaringan di Klungkung daratan, serta wilayah Nusa Penida.
Hal ini pun sempat dibahas dalam rapat koordinasi antara DPRD Klungkung, PDAM dan Pemkab Klungkung beberapa waktu lalu.
Beberapa anggota dewan pun mempertanyakan prihal kelanjutan pinjaman yang diajukan tersebut.
Baca juga: Tahun 2021, Pemkab Klungkung Anggarkan Rp 18 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak
Baca juga: Puluhan Sekolah di Klungkung Bali Tanpa Kepala Sekolah Definitif
Baca juga: Nyaris Penuh, Hanya Tersisa 1 Tempat Tidur di ICU Covid-19 RSUD Klungkung
Seperti diungkapkan I Gde Artison Andarawata.
Ia mempertanyakan bagaimana progres pinjaman PEN yang diajukan sejak akhir tahun 2020 lalu.
" PDAM harus memiliki rencana cadangan, jika pinjaman PEN tidak cair. Tujuan peningkatan pelayanan kam harus dicapai," ungkap politisi yang kerap dipanggil Sony ini.
Terkait pinjaman PEN, Asisten II (Administrasi Perekonomian dan Pembangunan) Setda Klungkung Luh Ketut Ari Citrawati, Senin 15 Februari 2021 menjelaskan, saat ini proses PEN masih dalam pembahasan penetapan bunga pinjaman di pusat.
Baca juga: Diskominfo Klungkung Pasang CCTV di 9 Objek Wisata, 6 di Antaranya Dipasang di Nusa Penida
Baca juga: Diskominfo Klungkung Pasang CCTV di 9 Objek Wisata, 6 di Antaranya Dipasang di Nusa Penida
Setelah pembahasan bunga pinjaman, barulah nanti akan ditentukan terkait usulan-usulan dari daerah.
" Jika PEN tidak cair, tentunya kami upayakan pembiayaan dari sumber lain. Tapi mudah-mudahan kami berdoa, pinjaman yang kita usulkan ini bisa teralisasi," ungkapnya.
Rugi 2 Miliar Per Tahun
Diberitakan sebelumnya, PDAM Klungkung rata-rata pengalami kerugian sampai Rp 2 miliar pertahunnya.
Hal ini lantaran membengkaknya biaya operasional, di satu sisi sejak tahun 2009 PDAM Klungkung tidak bisa melakukan penyesuaian tarif.
Baca juga: Jajaki Sekolah Rusak di Klungkung, Disdik Anggarkan Rp9,4 M untuk Revitalisasi Sarana-Prasarana
Dirut PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa menjelaskan, perusahaan daerah yang ia kelola mulai mengalami kerugian cukup besar sejak tahun 2017.
Saat itu jaringan gravitasi milik PDAM Klungkung, hancur akibat terjangan lahar dingin pasca erupsi Gunung Agung.
Akibatnya pasca kejadian itu, pelayanan PDAM Klungkung memaksimalkan sistem pompa.
Hal ini berimbas pada biaya listrik yang melonjak drastis.
" Awalnya sebelum pipa gravitasi rusak, biaya listrik perbulan sekitar Rp300 sampai Rp400 juta."
"Namun saat ini biaya listrik saja sampai Rp700 juta setiap bulannya. Sehingga biaya operasional membengkak," jelas Renin Suyasa.
Satu sisi dalam pelayanan yang belum maksimal saat ini, PDAM Klungkung belum bisa melakukan penyesuaian tarif.
Terakhir kali PDAM Klungkung melakukan penyesuaian tarif tahun 2009 lalu.
Saat ini tarif PDAM Klungkung masih paling murah dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, yakni sebesar Rp1400 per meter kubik.
Sementara idealnya sekitar Rp3500 per meter kubik, agar kerugian PDAM Klungkung bisa dimininalisasi.
" Ke depan jika tidak diperkenankan untuk mengajukan penyesuaian tarif, kami harap Pemda bisa mensubsidi,"jelas Renin. (*)