Bisnis
PLN UID Bali Dorong Modernisasi Pertanian Dengan Electrifying Agriculture
Layanan PLN kepada pelaku usaha sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi hingga 40 persen pelaku usaha tani.
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Guna mendukung produktivitas sektor pertanian, PLN UID Bali secara aktif mensosialisasikan electrifying agriculture.
Layanan PLN kepada pelaku usaha sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi hingga 40 persen pelaku usaha tani.
Tujuannya untuk meningkatkan daya saing industri dan ketahanan pangan nasional.
Melalui electrifying agriculture, PLN berharap petani dapat mengoptimalkan operasional produksinya dengan menggunakan listrik alih – alih diesel.
Selain lebih murah juga lebih ramah lingkungan.
Salah satu bentuk dukungan PLN terhadap petani modern diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke beberapa petani hidroponik.
Baca juga: PLN Peduli Serahkan Bantuan CSR/TJSL Rp 1,1 Milyar Untuk Pembangunan Masyarakat Bali
Baca juga: PLN Serahkan Bantuan CSR/ TJSL 1,1 Miliar Rupiah untuk Pembangunan Masyarakat Bali
Baca juga: PLN UID Bali Ajak Masyarakat Gunakan Kendaraan Listrik, Hemat Biaya hingga 25 Persen
Dalam kunjungannya ke pelaku usaha pertanian hidroponik di Desa Penebel Tabanan, Bali pada Jumat 12 Februari 2021 lalu, General Manager PLN UID Bali, Adi Priyanto menyampaikan dukungannya terhadap petani modern yang memanfaatkan teknologi hidroponik sehingga bahan sayuran dapat dikonsumsi dalam wujud yang lebih sehat yakni bebas pestisida.
"Penggunaan hidroponik membutuhkan pompa yang beroperasi hingga 24 jam untuk memberikan nutrisi kepada tanaman, sehingga paling tepat menggunakan pompa listrik yang lebih efisien dan murah," ujar Adi Priyanto dalam siaran pers yang diterima Tribun Bali pada Senin 15 Februari 2021.
Kepala Desa Penebel, I Gusti Agung Ketut Sastrawan pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa dirinya bertekad untuk menjadikan Desa Penebel sebagai sentra penghasil sayuran dengan metode hidroponik.
"Kami akan membuat Desa Penebel terkenal sebagai penghasil sayur organik melalui metode pertanian hidroponik, untuk itu teknologi pompa sebagai syarat keberlangsungan pertumbuhan tanaman lebih tepat menggunakan listrik sehingga lebih murah dan efisien bagi petani," jelasnya.
Senada dengan Sastrawan, pemilik usaha hidroponik, I Putu Agus Mahardika mengatakan bahwa tanaman hidroponik sangat bergantung pada ketersediaan air dan nutrisi yang ditopang oleh pompa listrik selama 24 jam.
"Kami berharap metode ini dapat diaplikasikan di masyarakat umum, sehingga masyarakat dapat membuat sendiri hidroponik di rumah dalam skala kecil untuk dapat mendukung ketahanan pangan," ungkapnya.
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Petani di Baturiti Tabanan, Bali.
I Ketut Budiarta selaku pelaku usaha pertanian telah beralih menggunakan penggilingan padi yang dioperasikan menggunakan listrik.
"Kami lakukan pengajuan tambah daya dari 33 kVA ke 105 kVA, ini jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan diesel yang harganya mahal dan susah di dapat," jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam sebulan ia mampu mengeluarkan biaya yang besar untuk pembelian solar yang digunakan untuk menyalakan mesin penggiling padi.
Baca juga: PLN UID Bali Ajak Warga Bali Gunakan Kendaraan Listrik, Infrastruktur Sudah Disiapkan
Baca juga: Stimulus Listrik Februari Sudah Bisa Dinikmati, Lewat PLN Mobile Lebih Mudah
Sedangkan biaya tersebut jauh berkurang hingga 40-45 persen setelah beralih menggunakan listrik.
Menurutnya ini merupakan investasi yang tepat, selain efisien, produktivitas juga meningkat.
Dalam rapat terbatas PLN UID Bali yang digelar untuk membahas potensi pertanian di Bali, Adi Priyanto juga menyampaikan bahwa untuk mengakselerasi program Electrifying Agriculture ini, pihaknya sedang melakukan pemetaan lebih lanjut untuk mendukung pertanian di Bali.
Pemetaan ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi – potensi sektor pertanian di Bali yang dapat dikembangkan.
Selain itu, saat ini PLN Pusat juga telah melakukan Kerjasama dengan Mitra Bank BUMN yang mampu menyediakan layanan perbankan berupa pembiayaan bagi para pelangan atau calon pelanggan yang akan digunakan untuk dapat berpartisipasi dalam program Electrifying Agriculture dari PLN.
Kerjasama ini sudah sepatutnya dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha pertanian selain peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, juga diharapkan mampu meningkatkan daya saing usaha tani dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, Program Electrifying Agriculture ini merupakan bagian dari semangat transformasi PLN pilar Customer Focus dan Innovative dalam meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau dan andal untuk masyarakat Indonesia.
Dan tidak terbatas pada sektor pertanian saja namun, juga sektor lainnya seperti perikanan, perkebunan dan peternakan. (*)