Kabar Duka
Ardika Terakhir Pulang Kampung Tahun Lalu, Sandiaga: Terima Kasih Atas Segala Jasa untuk Bangsa Ini
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) pada era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, I Gede Ardika meninggal dunia
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Indonesia dan Bali khususnya kehilangan seorang putera terbaik.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) pada era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, I Gede Ardika meninggal dunia, Sabtu 20 Februari 2021 sekira pukul 07.46 WIB.
Pria asal Banjar Dinas Bantas, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng itu meninggal dunia di RS Borromeus Bandung.
Tribun Bali mendatangi rumah almarhum semasa kecil di Banjar Dinas Bantas, Sabtu 20 Februari 2021.
Baca juga: Jenazah Gede Ardika Tak Dibawa ke Bali, Pernah Titipkan Pesan Ini untuk Keluarga di Buleleng
Baca juga: Sebelum Meninggal, Begini Pesan Mantan Menbudpar I Gede Ardika kepada Keluarganya di Buleleng Bali
Baca juga: Mantan Menbudpar Gede Ardika Berpulang di Usia 76 Tahun, Jenazah Akan Dikremasi di Cikadut Bandung
Rumah tampak sepi.
Hanya ada kakak tiri almarhum, Luh Rety (85) yang sedang duduk di teras rumah.
Luh Rety mengatakan jenazah almarhum Ardika tidak dibawa pulang ke Buleleng.
Semasa hidup almarhum sudah berpesan agar jenazahnya dikremasi di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Upacara pengabenan akan dilaksanakan di tanah kelahirannya, Desa Sudaji.
"Kremasinya akan dilaksanakan Senin (22 Februari) besok, di Cilincing. Karena istri almarhum juga dulu dikremasi di Cilincing. Setelah dikremasi, abunya akan dipendem di Setra Gunung Bohong. Nanti ngabennya baru di Sudaji, jadwalnya masih dirundingkan dengan keluarga," kata Rety.
Luh Rety menyebut, almarhum terakhir kali pulang ke Sudaji pada Maret 2020.
Saat itu, kondisi pria yang dikaruniai dua orang anak tersebut tidak terlalu bugar.
Tangannya sering bergetar, dan saat berjalan harus menggunakan bantuan tongkat.
"Saat almarhum pulang, tidak pernah mengeluh sakit. Dia memang selalu menyembunyikan sakitnya," kata Luh Rety.
Selama berada di kampung halaman, Gede Ardika sering minta siapkan makanan favoritnya yakni jukut (sayur) kacang undis serta kue laklak.
"Jukut undis dan laklak itu makanan yang harus ada kalau dia pulang ke Sudaji. Itu makanan favoritnya," kenang Rety.
Menurut Rety, Ardika adalah anak sulung dari enam bersaudara. Dia berprestasi sejak di bangku sekolah.
"Karirnya dimulai dari bawah sekali. Perlahan-lahan kemudian meningkat sampai akhirnya ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Selama jadi menteri, almarhum tidak pernah membeda-bedakan orang. Dia ramah dengan siapa saja. Setiap ada yang datang ke rumah, selalu diajak makan. Prinsipnya dulu saat jadi menteri, jangan aji mumpung. Jangan mentang-mentang jadi menteri," tutur Rety.
Kehilangan Besar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno turut menyampaikan rasa duka cita atas berpulangnya I Gede Ardika.
“Saya atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian Bapak I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000-2001 dan periode 2001-2004," tutur Sandiaga dalam pernyataan resminya di kemenparekraf.go.id.
“Berpulangnya I Gede Ardika adalah kehilangan besar bagi Bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Di akun twitternya @sandiuno, Sandiaga juga menulis, “Terima kasih atas segala jasa yang telah diberikan untuk Bangsa ini, terutama dalam mengedepankan aspek budaya kita untuk meningkatkan sektor pariwisata & membuka lapangan kerja.”
Menurut Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Agustini Rahayu saat dikonfirmasi Kompas.com, Ardika meninggal akibat kanker darah yang dideritanya.
I Gede Ardika lahir di Singaraja, Bali pada 15 Februari 1945. Ia wafat di usia 75 tahun.
I Gede Ardhika merupakan sarjana yang lulus pada 1977 di STIA LAN, Bandung, Jawa Barat.
Kariernya di pemerintahan dimulai saat menjadi pejabat pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Sebelum menjabat menteri, pada tahun 1996-1998 ia sempat menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Pariwisata.
Lalu pada tahun 1998-2000 ia menjadi Dirjen Pariwisata, Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya.
Tahun tahun 2000 dia menjabat Wakil Kepala Badan Pengembangan Pariwisata dan Kesenian.
Melansir kepustakaan kabinet, I Gede Ardika mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa ITB, Bandung.
Namun, ia mundur dari ITB karena masalah biaya.
Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan di Akademi Perhotelan di Bandung dan berhasil menyelesaikan perkuliahan di akademi tersebut pada tahun 1967.
Lalu Ardika mendapat beasiswa dari pemerintah untuk menempuh pendidikan Manajemen Perhotelan, Institut International Glion, Swiss, tahun 1969 dan selama tiga tahun ia belajar di Swiss.
Tahun 1972 Ardika kembali ke tanah air dan ditugaskan untuk bekerjasama dengan beberapa tenaga ahli dari Swiss di Akademi Perhotelan Nasional (APN) Bandung sebagai Kepala Seksi Pengajaran sekaligus dosen dalam mata kuliah "House Keeping".
Pada tahun 1976 ia menjabat sebagai Pejabat Sementara Direktur National Institute Bandung hingga tahun 1978.
Kemudian dipindahtugaskan untuk menjabat Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata di Nusa Dua, Bali.
Tahun 1985 Ardika rpindah tugas sebagai Pelaksana Tugas Kepala Sub Direktorat Perhotelan dan Penginapan Ditjen Pariwisata di Jakarta.
Kemudian diangkat menjadi Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Pariwisata tahun 1988 sampai 1991.
Lalu mendapatkan tugas baru kembali ke Bali menjabat Kakanwil Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Parpostel) Provinsi Bali.
Tahun 1993 Ardika kembali ke Jakarta, ia diangkat sebagai Kepala Pusdiklat Departemen Parpostel.
Selanjutnya tahun 1996 menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Pariwisata masih dalam lingkungan Departemen Parpostel.
Setelah itu, tahun 1998 ia diangkat menjadi Direktur Jendral Pariwisata, Departemen Pariwisata Seni dan Budaya.
Hingga pada akhirnya di tahun 2000 ia diangkat menjadi Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Persatuan Nasional.
Dia terpilih kembali sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam Kabinet Gotong Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri.
Selamat Jalan I Gede Ardika!
Biodata
Nama: Drs. I Gede Ardika
Lahir: Singaraja 15 Februari 1945
Pendidikan
- SDN No 2 Singaraja Bali, 1957
- SMPN I Singaraja Bali, 1960
- SMAN Singaraja Bali, 1963
- Jurusan Seni Rupa ITB, 1963-1964
- APN Bandung, 1964-1967
- Manajemen Perhotelan International Institute Glion Swiss, 1969-1972
- STIA LAN Bandung, 1974-1977
- AKTA IV IKIP Malang, 1984
Pendidikan Kedinasan
- SESPASUS, 1992
- LEMHANNAS (dengan predikat Wibawa Seroja Nugraha), 1995
(rtu/tribunjabar/tribunnews/fandi permana/tis)