Tahun 2021, LPEI Kembali Membuka Kelas Pelatihan Bagi UMKM Guna Mencetak Eksportir Baru
LPEI kembali membuka kelas pelatihan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Berorientasi Ekspor.
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Melalui Program Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank pada awal tahun 2021 ini, LPEI kembali membuka kelas pelatihan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Berorientasi Ekspor.
Program ini dikenal dengan nama Coaching Program for New Exporter (CPNE).
Terselenggara sejak tahun 2015, CPNE sendiri merupakan sebuah program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan kepada pelaku UMKM selama satu tahun di wilayah/daerah tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha hingga mencetak eksportir baru.
Baca juga: Dukung Sektor UMKM, Gerobak Listrik (Gelis) Resmi Mengaspal di Bali
Baca juga: Hari Terakhir! Pencairan BLT UMKM Rp 2,4 Juta di BRI, Jangan Sampai Ketinggalan
Baca juga: Tersisa 2 Hari Lagi, Segera Lakukan Pencairan BLT UMKM Rp 2,4 Juta di BRI, Cek Syaratnya
Selama tahun 2020, CPNE dilaksanakan secara virtual dengan mengikutsertakan UMKM yang tersebar di wilayah Yogyakarta, Makassar serta Kalimantan.
Hasilnya adalah LPEI mampu melahirkan 21 eksportir baru yang dimana empat di antaranya berasal dari Wilayah Indonesia Timur.
Adapun ke 21 eksportir baru binaan LPEI ini bergerak di berbagai sektor yang diantaranya furnitur serta makanan dan minuman.
Sekretaris Lembaga LPEI, Agus Windiarto dalam siaran persnya pada Rabu 24 Februari 2021 menyampaikan bahwa meski dihantam pandemi di 2020, LPEI tetap menjalankan CPNE sebagai salah satu mandat dan dukungan LPEI kepada segmen UMKM berorientasi ekspor.
"Selama tahun 2020, walaupun dalam kondisi pandemik kegiatan CPNE tetap kami laksanakan secara virtual sehingga tidak ada halangan bagi LPEI untuk melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM tidak hanya agar tetap dapat mempertahankan bisnisnya tetapi juga diharapkan dapat melakukan ekspor perdana," ucap Agus Windiarto.
Menurutnya, untuk di tahun 2021, LPEI berencana akan melaksanakan program CPNE di tiga kota, yaitu Medan, Solo, dan Bali dengan materi pelatihan berupa mekanisme ekspor, penyusunan laporan keuangan hingga akses pembiayaan ekspor.
Dalam waktu dekat, CPNE akan dimulai pada bulan Maret 2021 di kota Solo dan saat ini sedang dalam tahap pendaftaran bagi para pelaku usaha, lalu setelah itu LPEI akan melakukan kurasi dan seleksi terhadap pelaku UMKM.
"CPNE 2021 akan dilaksanakan di tiga kota, yaitu Medan, Solo dan Bali secara virutal. Kami berharap pandemi akan segera berakhir dan pendampingan UMKM bisa dilakukan secara langsung dan tatap muka sehingga bisa lebih optimal. Bagi para pelaku UMKM yang ingin menjadi eksportir, agar segera melakukan pendaftaran, link nya bisa dilihat di sosial media kami (IG @indonesiaeximbank) karena di akhir bulan ini pendaftaran akan kami tutup," jelas Agus Windiarto.
Selain pendampingan dan pelatihan, program CPNE juga akan mengikutsertakan UMKM terpilih untuk mengikuti pameran berskala internasional seperti Trade Expo Indonesia.
Adapun tujuannya, yakni mempertemukan langsung pelaku usaha dengan calon pembeli dari luar negeri.
Program ini juga dipastikan tidak akan dipungut biaya serta pendaftaran dapat diakses pada link CPNE Bali: http://bit.ly/CPNE2021_Bali , CPNE Medan: http://bit.ly/CPNE2021_Medan , CPNE Solo: http://bit.ly/CPNE2021_KotaSolo.