Pemerintah Umumkan 2 Kasus Mutasi Covid-19 dari Inggris Sudah Masuk Indonesia
Dikatakan oleh Dante bahwa sudah ditemukan dua kasus Covid-19 dengan mutasi virus corona tipe B.1.1.7 tersebut.
Meski demikian, dia memperingatkan bahwa saat ini tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui atau memastikan situasi sebenarnya dari pandemi Covid-19 di masa depan.
"Akan terus ada virus, tapi menurut saya pembatasan tidak diperlukan. Ini pesan yang optimistis," ujar Kluge.
Mutasi virus corona
Kluge juga mengatakan, mutasi yang terjadi pada virus corona SARS-CoV-2 adalah hal yang normal karena virus akan selalu mencoba beradaptasi dengan orang yang terinfeksi.
Namun, dia mengakui bahwa penyebaran mutasi yang terjadi begitu cepat mendapat perhatian khusus dari WHO.
Dia menambahkan, WHO sedang memantau dengan saksama keefektifan vaksin yang dikembangkan untuk melawan Covid-19.
Karena mutasi virus yang terjadi dan menyebar dengan cepat, Kluge mengatakan, vaksin dapat dimodifikasi berdasarkan mutasi baru jika perlu, dan tidak perlu diproduksi ulang dari awal.
Sistem perawatan kesehatan
Menurut Kluge, mutasi tidak akan membuat virus corona menjadi lepas kendali.
Namun, dia menggarisbawahi bahwa negara-negara yang sistem perawatan kesehatannya sudah di bawah tekanan besar dapat berada di bawah tekanan yang lebih besar lagi sehingga perlu untuk menanggapi mutasi dengan sangat serius.
Kluge mengatakan, masalah terbesar akan muncul ketika mereka yang telah divaksinasi berada di lingkungan yang sama dengan mereka yang belum menerima vaksin.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa penjadwalan program vaksinasi dengan teliti menjadi faktor yang sangat penting.
Jumlah kasus infeksi
Berdasarkan data yang dihimpun Worldometers hingga Selasa, 23 Februari 2021 sore, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia kini mencapai 112.279.377 kasus.
Sementara itu, 2.485.760 orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19, sedangkan 87.814.571 berhasil pulih.