Berita Bali

Terkait Internet Saat Nyepi 2021, Pemerintah: Tempat Umum Mati, PHDI: Tetap Hidup karena Pandemi

Kebijakan berbeda disampaikan pemerintah di Bali dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali terkait internet saat Hari Raya Nyepi 2021.

Accorhotels via Tribun Travel
Ilustrasi Hari Raya Nyepi di Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kebijakan berbeda disampaikan pemerintah di Bali dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali terkait internet saat Hari Raya Nyepi 2021.

Menjelang Hari Raya Nyepi pada Minggu 14 Maret 2021 mendatang, tiga lembaga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait sosialisasi, koordinasi, pengawasan, serta evaluasi tidak adanya siaran selama pelaksanaan Nyepi. 

Tiga lembaga tersebut yakni DPRD Bali, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, serta Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali. 

Penandatanganan tersebut dilakukan di kantor Diskominfos, Denpasar, Kamis 4 Maret 2021.

Salah satu isi materi dalam MoU tersebut adalah peniadaan siaran baik televisi, radio, dan internet selama pelaksanaan Nyepi pada 14 Maret 2021. 

Baca Juga: Diskominfo Badung Tunggu Petunjuk Pemprov Bali Terkait Pemadaman Fasilitas Wifi Saat Hari Raya Nyepi 

Baca Juga: Tok! Nyepi di Bali Resmi Tanpa Siaran dan Internet, Tiga Lembaga Teken MoU 

Mengenai hal tersebut, Anggota Komisi I DPRD Bali, Ketut Rochineng menganggap MoU itu sudah tepat dilakukan. 

Selanjutnya agar dilakukan pelaksanaannya dan evaluasi kedepannya. 

"Sebagaimana disaksikan bersama, penandatanganan MoU terkait Nyepi, masyarakat Bali dari aspek undang-undang sudah tepat," jelasnya usai MoU. 

Ia optimis MoU tersebut dapat berjalan dengan baik di Nyepi 2021 ini. 

Apalagi, berbagai MoU serupa juga telah berulang kali berjalan, yaitu setiap tahunnya saat Nyepi. 

Di sisi lain, Ketua KPID Bali I Made Sunarsa menjelaskan bahwa MoU tersebut mengatur terkait dengan waktu siaran. 

Ia juga menyebutkan bahwa MoU ini dibuat sebagai bagian dari menjaga kekhusyukan pelaksanaan catur brata penyepian yang akan dilakukan oleh umat Hindu di Bali. 

Sementara Kepala Diskominfo Provinsi Bali, I Gede Pramana, menanggapi adanya kebocoran sinyal di wilayah Bali timur dan barat.  

"Kebocoran sinyal saat Nyepi, karena sinyal dari NTB dan Jawa Timur harus bisa menurunkan kekuatan sinyalnya. Agar tidak tertangkap sinyal di Karangasem dan Jembrana. Kami juga akan mengundang teman-teman di sana untuk mengurangi sinyal mereka," ungkapnya. 

Terkait sinyal internet dan data seluler, pihaknya pun akan menggelar rapat koordinasi agar di beberapa tempat vital dapat terhubung. 

Seperti halnya di rumah sakit, agar internet dan data seluler masih bisa diakses.

Sebab tempat vital seperti rumah sakit jaringan internet masih sangat diperlukan oleh tenaga medis saat Nyepi.   

"Terkait internet kami akan rapat dengan kominfo, dan sudah ada edaran bersama terkait internet dan data seluler. Di obyek vital seperti rumah sakit dapat tetap hidup. Tempat terbuka atau umum tetap mati," sambungnya.

Baca Juga: Hari Raya Nyepi 2021 Bertepatan Ibadah Umat Kristen, Perwakilan Gereja Meminta Arahan Kapolda Bali 

Baca Juga: Ini Rangkaian Prosesi Hari Suci Nyepi, Bermakna untuk Penyucian Alam Semesta dan Diri Sendiri 

Sementara secara terpisah, Ketua PHDI Bali, Prof I Gusti Ngurah Sudiana, kepada Tribun-Bali.com, Kamis 4 Maret 2021, menyatakan internet tidak akan mati saat Nyepi berlangsung.

Pertimbangannya, karena sekarang dalam situasi pandemi, informasi sangat dibutuhkan sehingga internet tetap hidup.

"Kami mengharapkan umat dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan penuh sradha bhakti," tegasnya. Sehingga walaupun internet hidup, namun umat tetap mengikuti tapa brata penyepian dengan khusyuk. Semisal dengan melakukan yoga semadi. Kemudian membaca kita suci Ramayana, Mahabharata, Sarasamuscaya. 

Termasuk juga kitab itihasa, purana dan pustaka keagamaan Hindu yang lain. Sehingga waktu sehari tidak akan terasa. Dan berlalu dengan manfaat yang baik sesuai ajaran agama Hindu.

"Bisa juga umat berdiskusi tentang agama, atau amuter tutur pinahayu dengan keluarga. Sehingga melaksanakan Nyepi manfaatnya akan terasa bagi diri sendiri dan keluarga," ujar guru besar IHDN ini. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved