Serba serbi

Tertuang Dalam Lontar Sundarigama dan Buku Nagarakartagama, Berikut Makna Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi, merupakan tahun baru bagi umat Hindu yang telah dilaksanakan secara turun-temurun atau warisan yang mempunyai makna sangat dalam

istimewa
Nyepi - Tertuang Dalam Lontar Sundarigama dan Buku Nagarakartagama, Berikut Makna Hari Raya Nyepi 

Umat Hindu sangat meyakini bahwa upacara Bhuta Yadnya ini sebagai pelaksanaan pamarisudha alam semesta beserta isinya dari segala kekotoran (sarwa klesa) agar menjadi bersih atau dalam bahasa Bali galang apadang. 

Tahap selanjutnya adalah upacara yadnya 'pangerupukan' yang pelaksanaanya pada sore hari setelah upacara Bhuta Yadnya.

Dengan menyebarkan nasi tawur di pekarangan rumah dan sekitarnya, disertai dengan obor dan kulkul kecil atau bunyi-bunyian lain untuk mengusir bhuta kala. Dilakukan juga ngarak ogoh-ogoh. 

"Setelah itu, keesokan harinya sudah mulai pelaksanaan Hari Suci Nyepi dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 06.00 pagi esok harinya," sebut mantan kepala sekolah ini.

Pada saat inilah para umat Hindu tidak melakukan kegiatan atau aktivitas. 

Di antaranya berupa amati geni tidak menyalakan lampu atau api, amati karya tidak melakukan pekerjaan, amati lelungan yaitu tidak pergi kemana-mana,dan amati lelanguan yaitu tidak membunyikan bunyi-bunyian.

Setelah Nyepi usai, maka disebut dengan Ngembak Geni artinya 4 kegiatan tadi sudah boleh dilaksanakan. Atau yang disebut juga melaksanakan Dharma Shanti yaitu saling kunjung-mengunjungi sanak keluarga untuk silaturahmi dan besyukur atas adanya tahun baru saka untuk saling memaafkan.

"Sebab kita menganut filsafat 'Tat Twam Asi' yang artinya aku adalah kamu, dan kamu adalah aku," jelasnya. Serta di sini juga berlaku konsep 'Waisudewa Khutumbhakam yaitu kita adalah bersaudara. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved